Jokowi: Saya Minta Vaksin Ini Tidak Diburu-Buru karena Rumit Sekali

- 20 Oktober 2020, 10:50 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). /Dok. Sekretariat Presiden

kemudian pemerintah juga telah berlomba untuk mengamankan pasokan vaksin sementara masih dalam pengembangan, menuai kritik dari beberapa ahli epidemiologi karena mencari solusi “peluru perak” sebelum kemanjuran dan keamanan vaksin lengkap diketahui.

Kontroversi apakah vaksin mematuhi prinsip-prinsip Islam telah menghambat respons kesehatan masyarakat sebelumnya di Indonesia, termasuk pada tahun 2018, ketika Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa yang menyatakan vaksin campak haram, atau dilarang menurut Islam.

Indonesia telah mendapatkan 50 juta dosis dari China's Sinovac hingga Maret tahun depan dan 100 juta dari AstraZeneca pada April mendatang, di samping kesepakatan lainnya.

Baca Juga: Penyebab Hati Keras Sulit Menerima Nasehat dan Hidayah

Baca Juga: Cai Changpan Bunuh Diri, Pakar: Dia Kabur Menghindari Eksekusi Mati, Jangan-jangan Dibunuh

Vaksin dari Sinovac serta Sinopharm China dan CanSino Biologics untuk 9,1 juta orang akan tersedia tahun ini, dengan prioritas tenaga kesehatan, kata Achmad Yurianto, seorang pejabat senior kementerian kesehatan.

Ketergesaan Indonesia untuk mengamankan pasokan vaksin yang belum terbukti telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli epidemiologi, beberapa di antaranya berpendapat bahwa Indonesia seharusnya fokus pada pengujian dan pelacakan kontak sampai vaksin yang aman dan efektif tersedia.**

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah