La Nina Telah Tiba, Ridwan Kamil Mintai Segera Waspada Khususnya Jawa Barat

- 28 Oktober 2020, 05:30 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Foto: Pipin/Humas Jabar)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Foto: Pipin/Humas Jabar) /awangmuda/humas jabar

MANTRA SUKABUMI - La Nina merupakan fenomena alam yang tidak boleh disepelekan. Fenomena ini dapat sebabkan bencana Hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, puting beliung, longsor dan gelombang pasang.

Karena hal itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau nama sapaannya Kang Emil meminta masyarakat untuk mewaspadai badai La Nina yang akan menghampiri Indonesia, khususnya Jawa Barat.

Hal tersebut, diunggahnya melalui akun Twitter milik Gubernur Ridwan Kamil yaitu @ridwankamil. Dalam unggahannya Kang Emil menyebutkan dampak gempa yang terjadi di Pangandaran pada Senin lalu membuat kepala APBD di 27 daerah untuk bersiaga.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Baca Juga: Jadi Korban Pelecehan Seksual Saat Pilkada 2020, Keponakan Prabowo Subianto Tempuh Jalur Hukum

"Kemarin di Pangandaran langsung memanggil dan mengkoordinasikan seluruh kepala BPBD di 27 daerah, agar bersiaga," tulis Kang Emil seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitter @ridwankamil pada Rabu, 28 Oktober 2020.

Ridwan Kamil mengatakan, selain mengintruksikan agar seluruh daerah di Jawa Barat bersiaga, ia juga meminta agar masing-masing daerah menyiapkan upaya antisipasi.

"Menyiapkan rencana antisipatif," tulis Kang Emil.

Selain mewaspadai badai La Nina, Kang Emil juga meminta kesiagaan potensi curah hujan yang lebih tinggi dan potensi bencana akan lebih besar.

"Mari selalu siaga. Semoga Allah SWT menjauhkan kita dari marabahaya dan bencana," pungkasnya.

Sebagai Informasi, La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2-7 tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer, langit di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) serta minimal berlangsung selama dua bulan.

Pada fenomena La Nina, yang terjadi adalah pendinginan yang tidak biasa, yaitu anomali suhunya melebihi -0.5 derajat celcius di area yang sama.

Menurut Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari menjelaskan bahwa saat ini La Nina sudah terjadi.

Baca Juga: Kamu Harus Coba, Berikut 6 Tips Bangun Pagi Agar Tidak Tertidur Kembali

"Saat ini sudah terjadi La Nina," kata Indra seperti dikutip mantrasukabumi.com dari RRI pada Rabu, 28 Oktober 2020.

Dia mengatakan indikator La Nina berupa anomali suhu muka laut Pasifik Tengah.

Menurut data yang didapat hingga 10 Oktober 2020, saat ini suhu sudah berada di bawah -0.5 derajat celcius dan sudah berlangsung lebih dari 7 dasarian (2 bulan lebih).**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah