Sejarah Bandar Udara Kemayoran Jakarta dan Cikal Bakal Lahirnya Maskapai Garuda Indonesia

- 20 Juni 2021, 20:00 WIB
Sejarah Bandar Udara Kemayoran Jakarta dan Cikal Bakal Lahirnya Maskapai Garuda Indonesia./*
Sejarah Bandar Udara Kemayoran Jakarta dan Cikal Bakal Lahirnya Maskapai Garuda Indonesia./* /Pixabay/Fariz Priandana

MANTRA SUKABUMI - Bandar Udara Kemayoran merupakan bandar udara pertama di Indonesia yang dibuka untuk penerbangan internasional.

Landasan bandar udara Kemayoran dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi dibuka pada tanggal 8 Juli 1940.

Namun sebenarnya mulai tanggal 6 Juli 1940 tercatat bandar udara kemayoran sudah mulai beroperasi dimulai dengan pesawat pertama yang mendarat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan penerbangan Hindia Belanda, KNILM atau Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij yang diterbangkan dari Lapangan Terbang Tjililitan.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital
 
Tercatat pesawat ini sebagai pesawat yang terus beroperasi di bandara ini hingga akhir masa pengooperasian bandara kemayoran.

Bandar udara kemayoran perlahan mulai berhenti beroperasi pada tanggal 1 Januari 1983 dan resmi berhenti beroperasi pada tanggal 31 Maret 1985.

dengan dimulainya pemindahan aktivitas penerbangan ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang baru saja diresmikan.

Bandar udara kemayoran memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan pacu Utara - Selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter dan landasan pacu Barat - Timur (08-26) dengan ukuran 1.850 x 30 meter.

Baca Juga: Dukung Jokowi 3 Periode, Berikut Biodata dan Profil M Qodari Lengkap Umur dan Kiprahnya di Dunia Survei

Jauh sebelum didirikan bandar udara, daerah Kemayoran merupakan sebuah tanah yang dimiliki oleh Komandan VOC, Isaac de l'Ostal de Saint-Martin (1629–1696).

Sekitar akhir abad ke-17, Issac memiliki tanah di Pulau Jawa yang meliputi daerah Kemayoran, Ancol, Krukut, dan Cinere, dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber.

Nama "Mayoran" pertama muncul pada tahun 1816 di dalam iklan Java Government Gazette sebagai "tanah yang terletak di dekat Weltevreden".

Setelah itu, daerah tersebut dikenal dengan sebutan "Kemayoran", Hingga awal abad ke-20, daerah Kemayoran masih berupa rawa, areal persawahan, serta pemukiman penduduk.

Kemudian pada tahun 1934, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan sebuah Bandar udara di daerah tersebut dan diresmikan pada tanggal 8 Juli 1940.

Baca Juga: Crist Wamea: Qodari Dulu Bantu Moeldoko Kudeta Demokrat, Sekarang Jerumuskan Jokowi

Menjadikan Kemayoran sebagai Bandar Udara Internasional pertama di Indonesia. Pengelolaan Bandar udara ini oleh pemerintah Hindia Belanda dipercayakan kepada Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij sampai masa pendudukan Jepang.

Dua hari sebelum peresmiannya (6 Juli, 1940), pesawat pertama yang mendarat adalah DC-3 milik KNILM yang diterbangkan dari Lapangan Terbang Tjililitan.

Pesawat sejenis, yakni DC-3 berregistrasi PK-AJW juga yang pertama bertolak dari Kemayoran menuju Australia, sehari kemudian.

Pameran Kedirgantaraan pertama juga diselenggarakan di Kemayoran, yaitu bertepatan dengan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina pada tanggal 31 Agustus 1940.

Baca Juga: Ivan Gunawan Diminta Lakukan ini Setelah Diberikan Mobil Alphard dan Uang 500 Juta oleh Maharani Kemala

Ketika perang semakin sengit, Kemayoran tak luput dari serangan pesawat-pesawat penyerang milik Angkatan Udara Kekaisaran Jepang.

Pada tanggal 9 Februari 1942, dua DC-5, dua Brewster dan sebuah F.VII terkena serangan Jepang, memaksa KNILM mengungsikan pesawatnya ke Australia.

 dan pada akhirnya Kemayoran berhasil diduduki oleh Angkatan Udara Kekaisaran Jepang.

Pada bulan Maret 1942, Bandar udara ini mulai diambil alih oleh Kekaisaran Jepang. Pesawat-pesawat buatan Jepang yang pernah singgah di Kemayoran.

Kedatangan Brigadir Jenderal Bodet di Bandar Udara Kemayoran, kurun 1945-1950.
Setelah peristiwa Hiroshima dan Nagasaki yang memaksa Jepang menyerah kepada Sekutu pada Agustus 1945.

 Bandar udara ini langsung diambil alih oleh Sekutu dan Nederlandsch Indië Civil Administratie karena pada saat itu pemerintah Indonesia berkedudukan di Yogyakarta.

Baca Juga: Bupati Cianjur Keluarkan Perbup Larangan Kawin Kontrak, Ridwan Kamil : Modus Prostitusi Terselubung

Pada tanggal 1 Agustus 1947, Bandar Udara Internasional Kemayoran menjadi saksi lahirnya maskapai penerbangan KLM Interinsulair Bedrijf.

yang kemudian dinasionalisasikan menjadi maskapai penerbangan nasional pertama di Indonesia, yaitu Garuda Indonesian Airways.

Pada tahun 1950-an setelah selesai perang kemerdekaan, pengelolaan penerbangan sipil dan pelabuhan udara langsung dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Baru pada tahun 1958 dikelola oleh Djawatan Penerbangan Sipil, yang sekarang lebih dikenal sebagai Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Antara tahun 1960 pengelolaan Kemayoran diserahkan kepada BUMN yang diberi nama Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran.

Baca Juga: Sekjen PA 212 Akui Tak Bisa Bendung Massa HRS, Ferdinand: Terus Saja Provokasi sampai Mulut Mu Berbusa

 Untuk ini, pemerintah menanam modal awal sebesar Rp 15 Juta Rupiah pada masa itu. Selanjutnya pemerintah menambah modal dengan mengalihkan bangunan terminal, bangunan penunjang lain, runway, taxiway, apron, hanggar dan peralatan operasional.
 
Sampai akhir beroperasi pada tahun 1985 pengelolaan dilakukan oleh Perum Angkasa Pura I setelah berganti nama sesuai perkembangan.

Bandar Udara Internasional Kemayoran mengalami masa fase-fase bersejarah Indonesia dari masa pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang hingga kemerdekaan Indonesia (Orde Lama, dan Orde Baru),

terutama sekali di dunia penerbangan. Dari pesawat-pesawat sipil hingga pesawat militer mulai awal perkembangannya dengan bermesin piston, propeler hingga turbojet mendarat di sini.

Misalkan tercatat pesawat jenis Fokker dari mulai Fokker F-VIIb-3 dengan mesin torak, Fokker Friendship dengan mesin turbo hingga Fokker F-28 yang bermesin jet mendarat di sini.

Baca Juga: Polemik Jokowi 3 Periode, Ketua Prodem: Konstitusional Jika Berhentikan Presiden Sebelum Masa Periode Habis

Kemudian pesawat jenis DC-3 Dakota yang tercatat mendarat dan terbang dari sejak awal dan akhir dioperasikannya bandar udara ini.

Serta hadirnya pesawat berbadan lebar generasi awal seperti Boeing 747 seri 200, DC-10 dan Airbus A-300.

Selain itu, beberapa peristiwa kelam juga mewarnai pengoperasian bandar udara ini. Antara lain pesawat Beechcraft yang kecelakaan ketika mendarat.

 kemudian Convair-340 yang mendarat tanpa roda, pesawat DC-3 Dakota yang terbakar dan pesawat DC-9 yang mengalami patah badan ketika mendarat di landasan.
 
Kemudian pesawat Fokker F-27 yang ketika tinggal landas menukik dan membelok kebawah hingga hancur terbakar dalam penerbangan latihan.

Tercatat pula pesawat yang tidak pernah kembali setelah lepas landas dari Kemayoran.

Baca Juga: Istri yang Bisa Bawa Suami Masuk ke Neraka, Membiarkan Anak Perempuannya Pergi dengan Pria yang Bukan Mahram

Kemayoran menjadi sibuk di era 1970-an, sehingga pemerintah untuk sementara waktu memindahkan penerbangan internasional ke Bandar Udara Halim Perdanakusuma pada tanggal 10 Januari 1974.

Namun penerbangan domestik seluruhnya masih bertahan di Kemayoran.

Kesibukan Kemayoran pada saat itu hanya ditandingi oleh Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan, yang saat itu ramai dalam kegiatan pertambangan, perminyakan dan perkayuan.***

Editor: Fauzan Evan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah