"Sekitar 290 juta orang di seluruh dunia sudah tinggal di mana ada kemungkinan satu persen banjir setiap tahunnya. Peningkatan risiko kejadian gelombang ekstrem dapat menjadi bencana besar, karena badai yang lebih besar dan lebih sering akan menyebabkan lebih banyak banjir dan erosi garis pantai," ucap dia.
Sementara peneliti utama Alberto Meucci mengatakan, studi yang dilakukannya menujukkan bahwa wilayah Samudra Selatan secara signifikan lebih rentan terhadap peningkatan gelombang ekstrem dengan dampak potensial terhadap wilayah Australia dan sekitarnya.
"Hasil yang kami saksikan menunjukkan kasus kuat lain untuk pengurangan emisi melalui transisi ke energi bersih jika kami ingin mengurangi tingkat kerusakan garis pantai global," kata Alberto Meucci.
Baca Juga: MUI Sebut dalam RUU Cipta Kerja Aturan Halal Tak Sesuai Ajaran Islam
Penelitian ini dilakukan ketika para ilmuwan Selandia Baru telah mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang ekstremnya Samudra Selatan dengan pelampung gelombang yang digunakan oleh konsultan berbasis sains, MetOcean Solutions.
Dampak ancaman gelombang tersebut terhadap Australia dan Selandia Baru, memungkinkan adanya potensi ke daerah lain di sekitarnya seperti Iindonesia. Namun belum ada penelitian lebih lanjut tentang bahaya kenaikan gelombang besar ini.**(Ramadhan Dwi Waluya/PR Bekasi).