Cek Fakta: Benarkah Pelaku Vandalisme di Masjid Cilandak Merupakan Anggota PKI? Berikut Faktanya

7 Juni 2020, 12:00 WIB
ILUSTRASI Hoaks pelaku pencoretan vandalisme di Masjid Cilandak bukan angota PKI melainkan orang dengan gangguan kejiwaan /.*/Mafindo

MANTRA SUKABUMI – Baru-baru ini beredar sebuah video melalui situs web berbagi video Youtube berjudul “TERCIDUK ANJING PKI YANG MENGOTORI MASJID”.

Video tersebut disebarkan oleh sebuah akun Youtube @viralindonesia pada 8 Juni 2019 dan telah disaksikan oleh 109 ribu pengguna akun Youtube lainnya.

Kemudian video berjudul “TERCIDUK ANJING PKI YANG MENGOTORI MASJID” kembali dibagikan oleh pengguna media sosial Facebook dalam beberapa waktu terakhir ini.

Baca Juga: Kerusuhan di AS Makin Meluas, Donald Trump Tuding Antifa Biang Kerusuhan, Gerakan Apa Antifa?

Salah satunya adalah pengguna akun Facebook yang membagikan video tersebut adalah @RizkyPratama melalui sebuah grup publik @SuaraAspirasiRakyat pada 5 Juni 2020.

Hingga saat ini unggahan tersebut telah mendapat 290 respon dari pengguna Facebook dan sebanyak lebih dari 120 kali dibagikan pengguna lain.

SCREENSHOT akun Facebook Rizky Pratama yang membagikan video di grup Suara Aspirasi Rakyat .*/Turn Bakc Hoax Mafindo

Video tersebut cukup mendapat banyak respon dari warganet yang penasaran setelah dibagikan ulang pengguna lain, sebab tak tercantum adanya keterangan waktu kejadian dan siapa pelaku yang sebenarnya dalam video tersebut

Baca Juga: FPI Dikabarkan Akan Lakukan Bunuh Diri Massal Jika MPR Lantik Jokowi-Amin, Benarkah? Simak Faktanya

Mengutip dari laman turnbackhoax.id oleh Mantra Sukabumi, pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa judul yang disematkan oleh @viralindonesia tidak sesuai dengan fakta.

Faktanya, video tersebut merupakan kejadian pada tahun 2019 lalu. Klaim pada judul bahwa pelaku vandalisme di Masjid Cilandak merupakan PKI tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Setelah melakukan pencarian fakta melalui mesin pencari gambar milik google, gambar serupa pernah digunakan pada media pemberitaan pojoksatu.id berjudul “Video Pelaku Pencoret Masjid Bergambar Kelamin Pria Ditangkap Warga” yang terbit pada 12 Juni 2019.

Baca Juga: Ki Gendeng Pamungkas, Paranormal Kontroversial Meninggal Dunia, Sepak Terjangnya Dikenal Sejak Orde

Diketahui bahwa pelaku pencoret masjid di wilayah Cilandak telah diamankan oleh pihak berwajib. Saat dimintai keterangan terkait dengan perbuatan yang telah dilakukan, pelaku berinisial DJF (35) menjawab dengan keterangan ngawur. Karena diduga mengalami gangguan kejiwaan, DJF akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Polri.

Dokter kejiwaan menyatakan bahwa pelaku positif mengalami stres yaitu skizofrenia, setelah dilakukan pemeriksaan mendalam terhadap DJF. Pelaku juga diketahui sempat ribut dengan ayahnya tepat sebelum melakukan aksi tidak terpujinya tersebut.

Fakta serupa juga diperoleh melalui pemberitaan milik beritasatu.com berjudul “Pelaku Vandalisme di Masjid Cilandak Mengidap Gangguan Kejiwaan” yang terbit pada 11 Juni 2019.

Baca Juga: Kasus Perceraian di Arab Saudi Selama Lockdown Capai 7000 Lebih, Istri Berhasil Bongkar Kedok Suami

Saat itu, Kapolres Metro Jakarta Selamat Kombes Polisi Indra Jafar menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan yang ada, pelaku mulai mengalami gangguan kejiwaan ketika ibundanya meninggal dunia.

“Jadi sampai saat ini, karena memang ada gangguan kita belum bisa memastikan apa yang jadi penyebab atau motivasi dia melakukan pencoretan terhadap masjid itu. Ini yang masih simpang siur, kita akan dalami, tetapi positif yang bersangkutan mengidap penyakit atau gangguan jiwa berupa skizofrenia. Ada gangguan kejiwaan, stress tunggi sehingga dia melakukan itu,” pungkasnya.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Pemerintah Pastikan Jemaah Batal Haji Tahun Ini akan Diberangkatkan Tahun Depan

Dengan demikian, berdasarkan dari pemeriksaan fakta yang dilakukan, video berjudul “TERCIDUK ANJING PKI YANG MENGOTORI MASJID” adalah tidak sesuai dengan fakta. Video tersebut masuk ke dalam kategori False Context. 

False Context merupakan sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, False Context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.

**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Turn Back Hoax MAFINDO

Tags

Terkini

Terpopuler