MANTRA SUKABUMI - Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya telah memberlakukan sanksi terbatas pada junta.
China, tetangga raksasa Myanmar di timur laut, mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya siap untuk terlibat dengan "semua pihak" untuk meredakan krisis dan tidak memihak.
Australia mengatakan pihaknya menangguhkan program kerja sama pertahanan bilateral dengan militer setelah kudeta dan program pengembangannya hanya akan melibatkan organisasi non-pemerintah.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pasukan keamanan telah membunuh lebih dari 50 orang untuk memadamkan demonstrasi dan pemogokan harian sejak militer menggulingkan dan menahan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
"Mereka membunuh orang seperti membunuh burung dan ayam," kata seorang pemimpin protes kepada kerumunan di Dawei, sebuah kota di selatan Myanmar, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Channel News Asia pada Senin, 8 Maret 2021.
"Apa yang akan kita lakukan jika kita tidak memberontak melawan mereka? Kita harus memberontak," lanjutnya.
Baca Juga: Anggota DPR RI: Pak Moeldoko, Saya Lihat Video Kader Demokrat yang Diiming-imingi Uang Ratusan Juta
Surat kabar Global New Light Of Myanmar yang dikelola negara mengutip pernyataan polisi yang mengatakan pasukan keamanan menangani protes sesuai dengan hukum.
Dikatakan pasukan menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk membubarkan kerusuhan dan protes yang memblokir jalan umum.
Lebih dari 1.700 orang telah ditahan di bawah pemerintahan militer pada hari Sabtu, menurut angka dari kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Pembunuhan itu telah memicu kemarahan di Barat dan dikutuk oleh sebagian besar negara demokrasi di Asia.
Baca Juga: Ciri-ciri Orang yang Terkena Virus Corona B117, Berikut ini Cara Pencegahannya
Para pengunjuk rasa menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi dan menghormati pemilihan November - yang dimenangkan oleh partainya secara besar-besaran tetapi ditolak oleh tentara.
Tentara mengatakan akan mengadakan pemilihan demokratis pada tanggal yang tidak ditentukan.***