Dokter di India ini Keji Bunuh 50 Orang Sopir Taksi dan Jadikan Jenazah Korban sebagai Pakan Buaya

1 Agustus 2020, 21:10 WIB
Ilustrasi pembunuhan. / PIXABAY /

MANTRA SUKABUMI – Kejahatan keji menimpa korban manusia kembali terjadi. Kali ini di India. Seorang Dokter tega melakukan kejahatan keji pembunuhan berencana atas sopir taksi.

Tersangka diketahui bernama dr. Devendra Sharma (62) seorang ahli ayurweda, sebuah ilmu kesehatan yang berasal dari negara India.

Dokter di India ditetapkan menjadi dalang atas 50 kasus pembunuhan sopir taksi pada awal tahun 2000. Dirinya diamankan oleh Kepolisian India di New Delhi pada Rabu, 29 Juli 2020 lalu.

Baca Juga: Geram Ulah AS Mondar-Mandir di Perairan Laut China Selatan, China Kerahkan Pesawat Tempur Terbarunya

Baca Juga: Mahfud MD Pastikan Akan Sikat Seluruh Orang yang Terlibat Kasus Djoko Tjandra Serta Kroni-kroninya

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Mirror, Devendra sebelumnya dijatuhkan hukuman seumur hidup di Penjara Pusat Jaipur, India.

Pasalnya, ia telah menjadi tersangka atas pembunuhan 7 orang sopir taksi.

Setelah menghabiskan waktu selama 16 tahun di balik jeruji besi, Devendra dibebaskan dengan pembebasan bersyarat.

Kepolisian memberikan waktu 20 hari dalam masa pembebasan bersyaratnya, namun dokter tersebut justru menghilang.

Pihak kepolisian pun melakukan pencarian dan menemukan Devendra di tempat persembunyiannya di New Delhi.

Selama interogasi berlangsung, pria berumur 62 tahun itu mengakui perbuatan kejinya yang telah membunuh 50 sopir taksi di awal tahun 2000.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di pikiran-rakyat.com dengan judul "Mengaku Bunuh 50 Sopir Taksi, Dokter di India Jadikan Jenazah Korban sebagai Pakan Buaya"

Baca Juga: Seakan Tak Pernah Kapok, Kembali Viral Youtuber Lakukan Prank Daging Kurban Diganti Sampah

Wakil Komisaris Kepolisian New Delhi, Rakesh Paweriya mengatakan bahwa Devendra bersama anak buahnya melakukan aksi pembunuhan di tempat-tempat terpencil yang berada di pinggiran kota.

Kemudian agar menghilangkan jejak pembunuhan, mereka membuang jasad para korban ke dalam kolam yang dipenuhi buaya sebagai pakan.

"Mayat-mayat para pengemudi dibuang di Kanal Hazara, Kashganj yang berisi buaya, jadi tidak ada jenazah korban yang tersisa," ucap Rakesh.

Selain itu mereka juga menjual taksi milik korban agar tidak ada barang bukti yang tersisa.

Namun, Rakesh yang bertugas menginterogasi tersangka menduga bahwa korban dari aksi pembunuhan Devendra mungkin bisa mencapai 100 orang.

Diketahui, alasan tersangka menargetkan para sopir taksi itu dikarenakan mobil-mobil mereka dapat dijual dengan harga yang tinggi.

Baca Juga: Hubungan AS-Iran Kian Panas, Khamenei Tuduh Washington Gerakan Protes Anti Pemerintah

Baca Juga: Harga HP Samsung Galaxy J Series Termurah Agustus 2020

Rakesh mengklaim, tersangka merupakan anggota yang melakukan transplantasi ginjal ilegal pada awal 2000 di India.

Menurut Rakesh, pada saat Devendra mengalami kebangkrutan karena terkena kasus penipuan, dirinya pun kemudian mulai memimpin sebuah kelompok perampok.

Aksi perampokan yang dipimpinnya menargetkan truk yang membawa tabung gas LPG. Mereka juga kerap membunuh para sopir.

"Kelompoknya sering kali merampok truk yang membawa tabung LPG, dan membunuh pengemudi," ujar Rakesh.

Baca Juga: Harga Samsung Galaxy A Series Termurah di Bulan Agustus 2020

Rakesh menambahkan, setelah menjual tabung-tabung tersebut ke agen LPG, kelompoknya akan menjual truk korban di Meerut, India.

"Mereka menurunkan tabung di agen gas, dan kemudian truk yang dirampok itu akan dibongkar lalu dijual di Meerut," ujarnya.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler