UNICEF Akan Kirim 2 Miliar Vaksin COVID-19 ke Negara-negara Miskin pada Tahun 2021

- 23 November 2020, 10:30 WIB
Logo Unicef.*
Logo Unicef.* /Pixabay

MANTRA SUKABUMI - Hampir 2 miliar dosis vaksin COVID-19 akan dikirim dan diterbangkan ke negara-negara berkembang tahun depan dalam "operasi raksasa", kata badan anak-anak PBB UNICEF, Senin, 23 November.

UNICEF mengatakan sedang bekerja dengan lebih dari 350 maskapai penerbangan dan perusahaan angkutan untuk mengirimkan vaksin dan 1 miliar jarum suntik ke negara-negara miskin seperti Burundi, Afghanistan dan Yaman sebagai bagian dari COVAX, rencana alokasi vaksin COVID-19 global dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kolaborasi yang tak ternilai ini akan berjalan jauh untuk memastikan bahwa kapasitas transportasi yang cukup tersedia untuk operasi bersejarah dan raksasa ini," kata Etleva Kadilli, direktur Divisi Pasokan UNICEF, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip mantrasukabumi.com dari CNA.

Baca Juga: Biden Diperkirakan akan Pilih Diplomat Veteran Antony Blinken sebagai Menteri Luar Negeri

Baca Juga: Kenali, Berikut 6 Makanan yang Dapat Turunkan Darah Tinggi

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

COVAX yang dipimpin oleh kelompok vaksin GAVI, WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, bertujuan untuk mencegah pemerintah menimbun vaksin COVID-19 dan berfokus pada vaksinasi pertama yang paling berisiko di setiap negara.

Pada KTT G20 akhir pekan ini, para pemimpin 20 ekonomi terbesar dunia berjanji untuk memastikan distribusi yang adil dari vaksin, obat-obatan dan tes COVID-19 sehingga negara-negara miskin tidak ketinggalan.

Bahkan sebelum pandemi melanda, akses ke vaksin tidak seimbang dengan sekitar 20 juta bayi tidak menerima vaksin yang dapat menyelamatkan mereka dari penyakit serius, kematian, kecacatan dan kesehatan yang buruk, menurut WHO.

Baca Juga: Pangdam Copot Baliho Habib Rizieq, Sudjiwo Tedjo: Harusnya Serdadu Juga Turun Berantas Korupsi

Baca Juga: Ingin Masuk Surga Tanpa Ada Halangan, Baca Dzikir, Ayat Kursi dan 3 Surah Terakhir Setelah Sholat

"Kami membutuhkan semua tangan di dek saat kami bersiap untuk mengirimkan dosis vaksin COVID-19, jarum suntik dan lebih banyak peralatan pelindung pribadi untuk melindungi pekerja garis depan di seluruh dunia," kata Kadilli UNICEF, yang bekerja dengan Pan American Health Organisation dan International Asosiasi Transportasi Udara.

Peran UNICEF dengan COVAX berasal dari statusnya sebagai pembeli vaksin tunggal terbesar di dunia.

Dikatakan, pihaknya memperoleh lebih dari 2 miliar dosis vaksin setiap tahun untuk imunisasi rutin dan tanggapan wabah atas nama hampir 100 negara.

Pembuat obat dan pusat penelitian di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin COVID-19, dengan uji coba global besar-besaran terhadap beberapa kandidat yang melibatkan puluhan ribu peserta sedang berlangsung.

Baca Juga: Kabar Gembira, Gubernur Khofifah Umumkan Mayoritas UMK di Jawa Timur Naik, Berikut Rinciannya

Pfizer dan BioNTech dapat memperoleh otorisasi darurat AS dan Eropa untuk vaksin COVID-19 mereka bulan depan setelah hasil uji coba terakhir menunjukkan tingkat keberhasilan 95 persen dan tidak ada efek samping yang serius.

Moderna minggu lalu merilis data awal untuk vaksinnya yang menunjukkan efektivitas 94,5 persen.

Hasil yang lebih baik dari perkiraan dari kedua vaksin, keduanya dikembangkan dengan teknologi messenger RNA (mRNA) baru, telah meningkatkan harapan untuk diakhirinya pandemi yang telah menewaskan lebih dari 1,3 juta orang dan mendatangkan malapetaka pada perekonomian dan kehidupan sehari-hari.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x