Tewaskan 500 Jiwa lebih, Kekejaman Militer Myanmar Dilawan Warga dengan Tumpukan Sampah

- 31 Maret 2021, 06:01 WIB
Ilustrasi militer Myanmar.
Ilustrasi militer Myanmar. /Instagram.com/@myanmar.tatmadaw/

MANTRA SUKABUMI – Sedikitnya 510 warga sipil tewas dalam dua bulan unjuk rasa untuk melawan kudeta militer di Myanmar, menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Sementara pengunjuk rasa dari warga sipil menggunakan taktik baru untuk meningkatkan aksi pembangkangan sipil dengan meminta warga kota membuang sampah ke jalan-jalan di persimpangan jalan utama pada Selasa.

Dari 14 orang yang terbunuh di Myanmar pada Senin (29 Maret), sedikitnya delapan orang berada di distrik Dagon Selatan, Yangon, dimana pasukan keamanan menembakkan senjata kaliber yang jauh lebih berat dari biasanya untuk membersihkan barikade kantong pasir, kata para saksi mata.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Temui Teten Masduki, Shopee Sampaikan Dominasi Pedagang Lokal dan UMKM sampai dengan 97 Persen

Televisi pemerintah mengatakan pasukan keamanan menggunakan "senjata anti huru hara" untuk membubarkan kerumunan "teroris yang kejam" yang menghancurkan trotoar dan menyebabkan satu orang terluka.

Seorang warga Dagon Selatan pada Selasa mengatakan lebih banyak tembakan terdengar di daerah itu semalam, dan meningkatkan kekhawatiran akan lebih banyak korban.

Dalam taktik baru, pengunjuk rasa berusaha untuk meningkatkan aksi pembangkangan sipil pada Selasa dengan meminta penduduk membuang sampah ke jalan-jalan di persimpangan jalan utama.

"Aksi mogok sampah ini adalah aksi menentang junta," demikian tertulis pada sebuah poster di media sosial, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada Rabu, 31 Maret 2021.

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x