Saat pertama muncul Qassam membuat kaget politisi dan pimpinan militer Israel.
Roket ini kerap sukses membobol pertahanan udara Israel, namun Departemen Pertahanan Israel lebih melihat Qassam lebih mengarah pada sasaran psikologi (membuat takut orang) dari pada sasaran fisik.
Baca Juga: KNPI Pertanyakan Perjalanan Abu Janda ke Israel saat Pemerintah Berlakukan Larangan Mudik
Begitu Qassam ditembakkan, alarm akan meraung-raung itu pertanda bagi warga sipil harus lari ke tempat perlindungan.
Suara alarm inilah yang telah merontokkan mental dan keberanian warga sipil biasa, jauh sebelum roket mencapai sasaran.
Harganya yang murah, sekitar 1.000 dollar per-rocket membuat Qassam bisa diproduksi massal dalam waktu singkat.
Militer Israel putar otak menghadapi roket-roket ini, dana sekitar 200 juta dollar dibenamkan untuk meriset sebuah sistem pertahanan udara canggih yang terpadu, mampu bereaksi cepat dan tepat, juga tentu saja bisa siaga 24 jam.
Baca Juga: Nusron Wahid Sarankan Ngabalin-Busyro Saling Memaafkan Mumpung Masih Dalam Suasana Lebaran
Raphael diambil dari nama Malaikat Penyembuh adalah perusahaan Industri Pertahanan swasta Israel yang pada tahun 2011 berhasil menawarkan sistem pertahanan tadi.
Mereka menyebutnya Iron Dome atau Kubah/Atap Besi yakni jaringan roket jarak pendek untuk menangkis roket dengan mengandalkan sistem radar yg kuat dan peka yang siaga 24 jam.