Social Distancing Diklaim Mampu Kontrol Virus Corona dalam 13 Minggu

- 28 Maret 2020, 08:05 WIB
ILUSTRASI social distancing, jarak fisik.*
ILUSTRASI social distancing, jarak fisik.* /PIXABAY/

 

Mantrasukabumi.com - Semakin hari jumlah pasien virus corona di Indonesia meningkat secara signifikan. Tercatat hampir 1000 orang yang sudah terifeksi dan mendekati angka 100 pasien meninggal dunia pada Jumat, 27 Maret 2020.

Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah untuk menangkal virus corona di tengah masyarakat Indonesia.

Termasuk mengimbau untuk melakukan social distancing atau saat ini dikenal pula sebagai physical distancing agar penyebaran COVID-19 dapat ditekan menjadi lebih sedikit.

Senada dengan hal tersebut, terdapat sebuah penelitian yang berasal dari Universitas Sydney yang menyatakan bahwa social distancing terbukti mampu mengontrol pandemi tersebut.

Selain itu, telah merebaknya virus di hampir seluruh dunia menyebabkan COVID-19 menjadi sebuah pandemi dengan hampir 423.000 orang yang terinfeksi positif.

Sehingga tak sedikit negara yang melakukan tindakan karantina ketat untuk mencegah virus lebih luas lagi. Termasuk imbauan social distancing yang terus disosialisasikan.

Baca Juga: Tinggalkan Anak demi Tangani Pasien Covid-19, Ini Curahan Hati Istri Almarhum Bani Seventeen

Sementara itu, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman News Medical, studi yang telah disebutkan juga dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Sydney.

Dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa social distancing harus dipraktikan oleh setidaknya 90 persen populasi di Australia untuk menghentikan penyebaran SARS-CoV-2.

Laporan tersebut menyoroti betapa penting social distancing dan bagaimana hal tersebut dapat secara signifikan membantu memerangi COVID-19.

Sejauh ini virus corona memang telah merenggut hampir 19.000 nyawa di seluruh dunia, tak terkecuali Australia yang menjadi fokus tim peneliti.

Selain itu, Pemerintah Australia telah menegaskan pula bermacam langkah untuk menjauhkan setiap aktivitas masyarakat.

Khususnya yang berhubungan dengan pengumpulan massa sekaligus mencegah kerumunan besar sebagai salah satu upayanya.

Baca Juga: Jeruk dan Jambu Biji Merah Dapat Menangkal Covid-19, Simak Faktanya

Seperti halnya negara yang memiliki kasus virus corona, Pemerintah Australia juga mengimbau agar setiap orang harus tinggal di rumah untuk sementara waktu.

Di samping itu, negara-negara yang terguncang oleh wabah virus corona banyak yang tengah menutup sekolah dan tempat umum dalam salah satu social distancing.

Khususnya yang berhubungan dengan pengumpulan massa sekaligus mencegah kerumunan besar sebagai salah satu upayanya.

Seperti halnya negara yang memiliki kasus virus corona, Pemerintah Australia juga mengimbau agar setiap orang harus tinggal di rumah untuk sementara waktu.

Di samping itu, negara-negara yang terguncang oleh wabah virus corona banyak yang tengah menutup sekolah dan tempat umum dalam salah satu social distancing.

Dan menjaga jarak antar sesama setidaknya satu hingga dua meter.

Baca Juga: Gara-gara Nekat Beli Sup Iga, Pria Singapura Diancam Denda Rp 100 Juta

Sementara bila berada di rumah, bentuk social distancing dapat dilakukan dengan mempraktikan kebersihan tangan dan pernapasan yang baik. Salah satunya membiarkan ventilasi di rumah berjalan dengan lancar.

Mendukung hal tersebut, penelitian di Universitas Sydney yang dimaksud juga mengembangkan model berbasis agen untuk simulasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung di Australia.

Jurnal yang telah diterbitkan secara online di Arxiv itu, juga mempelajari transmisi virus dengan menghitung lamanya periode inkubasi, jumlah reproduksi virus, dan tingkat serangan tergantung usia.

Sehingga para peneliti dapat mengungkapkan bahwa jika 80-90 persen populasi mematuhi social distancing, pandemi COVID-19 akan terkendali 13-14 minggu.

Sebaliknya, bila tingkat kepatuhan masyarakat di bawah 70 persen maka dikabarkan tidak akan berhasil meski social distancing dilakukan.

Baca Juga: Kemenag Terbitkan Aturan Tata Cara Penguburan Jenazah Pasien Corona

Juga, dirasa akan menjadi sebuah upaya yang sia-sia. Studi tersebut menggarisbawahi betapa pentingnya tindakan awal dalam memerangi pandemi.

Tim menemukan pula bahwa meskipun penutupan sekolah sangat penting dalam mengurangi virus dan dapat mengkompensasi 10 persen dari kepatuhan social distancing.

Namun hal tersebut hanya akan menunda puncak pandemi sekitar dua minggu.

Hingga saat ini, Australia sendiri telah melaporkan adanya 2.318 kasus dengan delapan kematian terkait COVID-19.***

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x