Dokter di London Beri Pengakuan 20 Pasien COVID-19 Tewas dalam 24 Jam di Kliniknya

- 30 Maret 2020, 00:40 WIB
ILUSTRASI dokter.*
ILUSTRASI dokter.* /DOK PR/

Bahkan, pada buku hariannya tersebut sang dokter menggambarkan bahwa para petugas medis harus mencari APD terlebih dahulu sebelum akhirnya melakukan pertolongan terakhir pada pasien yang telah sekarat.

"Dalam beberapa kasus CPR sedang tertunda 10 hingga 15 menit sementara staf berlarian di rumah sakit mencoba menemukan APD yang tepat, karena kita semua berbagi," ungkapnya.

Lebih jauh ia juga menambahkan bahwa banyak pasien yang meninggal karena jantung mereka lelah bahkan para petugas medis tidak akan melakukan CPR pada pasien yang sangat lemah atau pun lanjut usia.

Baca Juga: dr. Tirta: Tenang, Saya Keluar Lagi Lawan Corona

Hal itu karena mereka sadar, itu tidak dapat menyelamatkan pasien dengan kategori tersebut, seperti yang diketahui CPR dilakukan dengan mendorong dada seseorang ke atas dan ke bawah dengan cara yang kuat.

Ia menggambarkan bahwa banyak pasien yang akhirnya berakhir tanpa mendapatkan perawatan karena tenaga medis yang sudah habis akibat dari lonjakan pasien.

Bahkan ada seorang pasien lanjut usia yang harus meninggal dunia, karena virus corona meskipun ia memiliki penyakit yang mendasari tetapi itu bukanlah hal yang serius.

Sang dokter juga menuliskan bahwa banyak rekannya yang menceritakan banyak orang yang sekarat karena masalah yang kecil.

Baca Juga: Putri Spanyol, Anggota keluarga Kerajaan Pertama di Dunia yang Jadi Korban Virus Corona

"Saya mendengar hal yang sama dari para kolega - orang-orang sekarat karena masalah kecil, bukan masalah kesehatan mendasar yang dibicarakan oleh Pemerintah," tulis sang dokter pada buku harian nya tersebut.

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x