Ahli Pernafasan Tiongkok: Vaksin Virus Corona, Butuh Waktu Lama

- 15 April 2020, 07:52 WIB
Ilustrasi covid-19.
Ilustrasi covid-19. //Pixabay

MANTRA SUKABUMI - Pandemi virus corona baru (COVID-19) masih menjadi ancaman yang serius bagi penduduk di seluruh belahan dunia. Tanda-tanda menuju berakhirnya virus mematikan ini, nampaknya masih jauh dari harapan.

Buktinya beberapa negara masih mencatat adanya pelonjakan kasus yang signifikan. Bahkan data terbaru korban positif sudah melebihi angka 1 juta lebih.

Sedangkan di Indonesia korban positif covid-19 per Selasa 14 April 2020 mencapai 4.839 Kasus.

Akibatnya para ilmuwan di dunia tengah berlomba untuk menemukan vaksin yang dapat melawan virus COVID-19.

Seorang spesialis pernapasan dari Tiongkok mengatakan bahwa tidak ada obat khusus virus corona, meskipun beberapa telah terbukti efektif.

Baca Juga: Geger, Akibat Pandemi Covid-19 Seorang Pria Bunuh Diri di Rumahnya

Diketahui bahwa seorang spesialis pernapasan yang merupakan Akademisi Akademi Teknik Tiongkok tersebut bernama Zhong Nanshan.

Zhong menjadi salah satu spesialis terkenal secara internasional usai mengelola wabah SARS pada tahun 2003 silam.

Ia mengatakan bahwa timnya sedang menguji keefektifan obat-obatan seperti klorokuin dan formula pengobatan Tiongkok tradisional (TCM) seperti Lianhuaqingwen dan Xuebijing, yang telah terbukti efektif dalam mengobati penyakit kritis pasien.

Namun, Zhong percaya bahwa vaksin tidak akan tersedia dalam waktu dekat. Ia bahkan menyebut jangan terlalu berharap dengan vaksin virus corona.

"Saya kira vaksin itu tidak akan tersedia dalam tiga atau empat bulan. Setelah vaksin keluar, Anda tidak bisa mengharapkannya sempurna. Orang yang sangat infektif dapat divaksinasi, tetapi tidak semua orang perlu divaksinasi," ujarnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Global Times.

Baca Juga: Baru Dibebaskan dalam Masa Asimilasi, Warga Binaan Berulah Lagi

Zhong telah mencatat, bahwa penting bagi sebuah penelitian untuk mengidentifikasikan host perantara dari virus corona.

"Berdasarkan pengalaman kami melawan SARS, menghapus host perantara juga dapat mengekang epidemi. Saat ini, kami tidak tahu seluruh rantai tentang bagaimana coronavirus novel menyebar. Penting juga untuk memotong host perantara setelah mencari tahu," tambahnya.

Ia mengatakan bahwa pendekatan 'kekebalan kawanan' merupakan cara paling pasif untuk memerangi epidemi.

"Gagasan ini kembali seratus tahun ketika manusia tidak punya pilihan selain membiarkan virus menginfeksi mereka sehingga mereka yang selamat secara alami memperoleh antibodi," tutur Zhong.

Namun, ia juga mengatakan bahwa dengan perkembang yang terjadi saat ini sepertinya tidak perlu mengadopsi 'kekebalan kawanan'.

"Sekarang, ada banyak metode pencegahan dan tidak perlu mengadopsi 'kekebalan kawanan'," katanya.

Baca Juga: Bagaimana Menjadi Peserta Program Kartu Prakerja? Simak Kriterianya

Artikel ini telah tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul "Seorang Ahli dari Tiongkok Sebut Jangan Terlalu Berharap pada Vaksin Virus Corona"

Zhong percaya bahwa pengalaman yang paling layak dibagikan dalam keberhasilan Tiongkok atas virus corona adalah kemampuan penegakannya yang kuat.

Ia juga menambahkan terutama pada penguncian area yang memiliki kasus parah terdampak COVID-19.

Tiongkok langsung memblokir penyebaran dan mempopulerkan tindakan pencegahan di antara individu.

Zhong juga mengatakan bahkan negara yang memiliki tingkat kemajuan di bidang medis dibandingkan Tiongkok tidak siap mengambil tindakan pencegahan segera.

Hal tersebut mengakibatkan penyebaran virus semakin luas pada masyarakatnya.

"Beberapa negara lebih maju daripada Tiongkok dalam hal perawatan medis dan kekuatan teknis. Namun, mereka tidak siap dan tidak mengambil tindakan segera, yang menyebabkan infeksi staf medis garis depan. Ketika pertahanan ini rusak, segalanya dengan cepat pergi lepas kendali," ujarnya.

Baca Juga: Viral Ditengah Wabah Corona, Wisata Gunung Tumpeng di Ciemas Sukabumi Ditutup Sementara

Tiongkok melaporkan jumlah kasus tertinggi pada lima minggu terakhir di mana kenaikan berasal dari jumlah pendatang yang terinfeksi dari luar negeri.

Sebanyak 108 kasus virus corona dilaporkan pada hari Minggu 12 April 2020, total terkonfirmasi di Tiongkok telah mencapai 83.135 orang dan sebanyak 3.343 orang tercatat meninggal dunia.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x