Cek Fakta: Kabar Italia Buktikan Bahwa Covid-19 Berasal dari Bakteri Bukan Virus, Berikut Faktanya

- 7 Juni 2020, 21:25 WIB
ILUSTRASI covid-19.*
ILUSTRASI covid-19.* /Pixabay/

Menurut WHO, sekitar 80 persen penderita Covid-19 akan sembuh tanpa memerlukan perawatan rumah sakit. Tapi satu dari enam penderita bakal mengalami sakit yang parah lantaran kerusakan paru-paru. Untuk itulah ventilator digunakan untuk mendorong udara, dengan meningkatkan kadar oksigen, ke paru-paru. Penggunaan ventilator itu hanya ditujukan bagi pasien Covid-19 dengan kondisi kritis atau mengalami kegagalan multi-organ.

 Baca Juga: Membanggakan, Mahasiswi Asal Indonesia Terpilih untuk Berpidato dalam Acara Wisuda Harvard 2020

Dengan demikian, informasi yang beredar melalui aplikasi perpesanan WhatsApp yang menyebutkan virus Corona bohong, bukan virus tetapi bakteri adalah informasi yang keliru atau salah.

Berdasarkan kategori Misinformasi dan Disinformasi yang dibuat First Draft, maka seluruh informasi yang terdapat dalam narasi pesan di aplikasi WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan atau Misleading Content.

Baca Juga: Tagihan Listrik Melonjak Naik? Begini Penjelasan dan Solusi PLN

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Beredar informasi yang menyebutkan bahwa Italia membuktikan bahwa Covid-19 adalah bakteri, bukan virus. Bakteri itu disebut mematikan karena dapat menyebabkan pembekuan pada darah. . Beredasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Italia mengetahui Coronavirus adalah bohong bukan dari virus tapi dari bakteri adalah klaim yang salah. . Menurut situs resmi Kementerian Kesehatan Italia, dijelaskan bahwa virus Corona baru (covid-19) adalah keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 adalah virus RNA untai positif dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron. . Merujuk USA Today, setelah virus Corona baru diidentifikasi oleh otoritas Tiongkok pada 7 Januari 2020, sejak itu Kementerian Kesehatan Italia belum mengumumkan penemuan obat atau mengubah pendiriannya tentang apa yang menyebabkan Covid-19. Selain itu, pengobatan menggunakan antibiotik tidak efektif karena Covid-19 bukan bakteri. . Masih dari sumber yang sama, WHO juga tidak melarang otopsi pasien Covid-19. WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merilis pedoman bagi petugas kesehatan untuk melakukan otopsi secara aman terhadap pasien Covid-19 yang terkonfirmasi. . Untuk klaim bahwa "DI ITALIA Obat untuk CORONA VIRUS AKHIRNYA DITEMUKAN dan seterusnya, pada tanggal 26 Mei 2020, sudah pernah dibuatkan artikel periksa fakta di turnbackhoax.id di artikel berjudul "[SALAH] “Italia mengalahkan COVID-19 “Koagulasi intravaskular diseminata” (Trombosis).” . Menurut WHO, sekitar 80 persen penderita Covid-19 akan sembuh tanpa memerlukan perawatan rumah sakit. Tapi satu dari enam penderita bakal mengalami sakit yang parah lantaran kerusakan paru-paru. Untuk itulah ventilator digunakan untuk mendorong udara, dengan meningkatkan kadar oksigen, ke paru-paru. Penggunaan ventilator itu hanya ditujukan bagi pasien Covid-19 dengan kondisi kritis atau mengalami kegagalan multi-organ. . Sumber: Medcom.id Salute.gov.it Usatoday.com Turnbackhoax.id Tempo.co #turnbackhoax #Mafindo #Mafindo2020 #coronavirus #cekfakta #dirumahaja

A post shared by MAFINDO - Turn Back Hoax (@turnbackhoaxid) on

**

Halaman:

Editor: Encep Faiz

Sumber: Turn Back Hoax MAFINDO


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah