China Dipermalukan saat Bentrok di Perbatasan, Tentaranya Babak Belur Dihajar Prajurit India

- 20 Juni 2020, 08:47 WIB
Tentara India yang berjaga di perbatasan India-Tiongkok
Tentara India yang berjaga di perbatasan India-Tiongkok /Gunawan/

MANTRA SUKABUMI - Bentrokan antara tentara China dan India di wilayah perbatasan Himalaya mengakibatkan korban berjatuhan dikedua belah pihak.

China merupakan negara yang memiliki teknologi militer canggih bahkan dalam situs Global Power, China menempati urutan ketiga sebagai negara yang memiliki angkatan perang terbesar di dunia.

Namun lain hal dengan bukti dilapangan, saat bentrokan terjadi Lembah Galwan, Ladakh, Selasa (15/6) dalam pertempuran yang disebut 'tanpa senjata' itu.

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang BLT Hingga Desember 2020, Namun Dengan Besaran yang Berbeda

Bentrokan yang terjadi di daerah perbatasan tersebut, merupakan eskalasi paling serius dalam kurun waktu lima dekade antara China dengan India di sepanjang perbatasan itu.

Insiden ini pun juga sekaligus merupakan aib bagi Xi Jinping, yang selama ini bersikap arogan terhadap negara-negara kecil di dunia.

Pasalnya, sehari setelah pertempuran sengit antara tentara India dan tentara China di Lembah Galwan, muncul kabar bahwa tentara China telah kehilangan 35 tentaranya dalam bentrok dengan India tersebut. Bahkan dikabarkan, seorang perwira senior China berpangkat kolonel tewas terbunuh.

Baca Juga: AS dan Eropa Rencanakan akan Lakukan Perombakan Struktur WHO untuk Tujuan Kemandirian

Mengutip Republicworld.com, intel Amerika Serikat (AS) percaya bahwa 35 Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tewas dalam pertempuran melawan India.

Sampai saat ini pihak China masih bungkam belum melaporkan korban dari pertempuran itu secara resmi. Disebutkan bahwa China sengaja tidak mengumumkan korban karena korban berjatuhan dianggap sebagai penghinaan bagi angkatan bersenjatanya.

Kepala Redaksi Juru Bicara Tiongkok Global Times mengatakan bahwa pemerintahan Xi Jinping tidak akan melaporkan korban tewas untuk menghindari perbandingan jumlah korban di kedua sisi.

Baca Juga: Tiongkok Unjuk Kekuatan dan Pamerkan 7000 Militer saat Latihan, India: Kami Tak Takut

Sementara berdasarkan jumlah tentara Tiongkok yang dievakuasi di lokasi dengan tandu, diperkirakan korban dari pihak China mencapai lebih dari 40 jiwa.

Sementara dari pihak India sebanyak 17 tentaranya dalam kondisi kritis dan terkena suhu di bawah nol di daerah dataran tinggi tersebut, dan kabar terbaru mereka telah dinyatakan tewas karena luka-luka dan kondisi cuaca yang ekstrem di Lembah Galwan.

"Tentara India berkomitmen kuat untuk melindungi integritas wilayah dan kedaulatan bangsa,"kata Angkatan Darat dalam pernyataannya pada Selasa (16/6) malam.

Baca Juga: Bawa Gadis dari Bandung ke Subang, Driver Ojol ini Tak Sadar yang Dibonceng Sudah Meninggal

Pihak India menyalahkan Beijing yang memicu bentrokan berdarah tersebut, hal ini disebabkan karena pihak China secara sepihak mengubah status quo di sana.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Portal Surabaya.com dengan judul "Pemimpin China Xi Jiping Malu, Tentaranya Babak Belur Dihajar Tentara India di Lembah Galwan

Bentrokan itu terjadi tepat ketika pasukan Cina bersiap-siap untuk pindah dari satu lokasi berdasarkan kesepakatan yang merupakan bagian dari pembicaraan baru-baru ini antara kedua pihak untuk meredakan ketegangan.

Tiba tiba seorang Kolonel tentara China dilaporkan menyerang dengan batu ke arah tentara India, hal itu kemudian memicu aksi balasan dari tentara India, yang lantas menyebabkan pertempuran tak bersenjata selama beberapa jam.

Baca Juga: Ini Harga Emas Terbaru di Pegadaian, Sabtu (20/6/2020), Antam, Antam Retro hingga UBS

Sementara itu, pihak Beijing dalam sebuah pernyataan agresif, menuduh India menyeberangi perbatasan dan "menyerang personil Tiongkok".

Kementerian Luar Negeri China seperti dikutip oleh Reuters mengatakan, India seharusnya tidak mengambil tindakan sepihak atau menimbulkan masalah.

Satu-satunya pengakuan terkait korban dari pihak Cina datang dari editor media nasional China yang juga corong propanganda pemerintah komunis tersebut, Global Times.

"Berdasarkan apa yang saya ketahui, pihak China juga menderita korban dalam bentrokan fisik Lembah Galwan. Saya ingin memberi tahu pihak India, jangan menjadi sombong dan salah membaca pengekangan China sebagai lemah. Tiongkok tidak ingin berbenturan dengan India, tapi kami tidak takut, "tweeted Hu Xijin, Pemimpin Redaksi Global Times.

Baca Juga: Tiga Kendaraan Roda Empat Terlibat Laka Lantas di Lingkar Selatan Sukabumi

Perdana Menteri Narendra Modi kemudian mengadakan pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Amit Shah dan Menteri Pertahanan Rajnath Singh bertemu dengan para pemimpin militer untuk membahas tanggapan terhadap eskalasi.

Selama lebih dari enam minggu, tentara dari kedua belah pihak telah terlibat dalam pertikaian setidaknya di dua lokasi di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) - perbatasan de facto 3.488 km antara India dan Cina, dan mengirim pasukan tambahan ke perbatasan.

Konflik antara tentara China dengan tentara India sebenarnya bukan hal yang baru, mereka pernah saling berhadapan di Sungai Galwan, yang merupakan salah satu pemicu awal perang India-Cina 1962, dan di Pangong Tso, sebuah danau gletser setinggi 14.000 kaki di dataran tinggi Tibet.** (Argo Santoso/ Portal Surabaya.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Portal Surabaya (PRMN)


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah