Setidaknya tujuh personel militer Azerbaijan, termasuk seorang jenderal dan seorang kolonel, tewas dalam bentrokan perbatasan baru dengan Armenia di wilayah Tovuz, Selasa.
Baca Juga: (G)I-DLE 'Comeback' Siap meriahkan Pada Agustus Mendatang
Itu membawa jumlah total kematian Azerbaijan menjadi 11 sejak bentrokan perbatasan pada hari Minggu menyalakan kembali konflik teritorial Azerbaijan-Armenia.
Erdogan menekankan kekhawatiran Turki atas ketegangan yang telah terjadi sejak invasi Karabakh Atas berubah menjadi konflik dengan "serangan nekat dan sistematis Armenia".
Karabakh Atas adalah wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional dan telah diduduki secara ilegal dengan agresi militer Armenia sejak 1991.
Baca Juga: Ribuan Warga Israel Tuntut Netanyahu Mundur, Pengunjuk Rasa: Virus Mematikan Bukan Corona Tapi Korup
Erdogan menggarisbawahi bahwa serangan yang dilakukan di perbatasan kedua negara dengan senjata berat menunjukkan bahwa itu adalah serangan yang disengaja terhadap Azerbaijan.
"Serangan ini melampaui diameter Armenia. Tujuannya adalah untuk memblokir solusi di Karabakh Hulu dan untuk mengungkap daerah konflik baru."
"Turki tidak akan ragu untuk melawan segala bentuk serangan terhadap hak, hukum, dan tanah Azerbaijan," tambah Erdogan.**