Mr Hishammuddin mencatat bahwa sengketa wilayah Malaysia di Laut China Selatan tidak hanya dengan Cina tetapi ada juga "klaim yang tumpang tindih" dengan sesama negara ASEAN seperti Filipina, Vietnam dan Brunei.
“Jika ASEAN pecah, dan Malaysia sendiri tidak mampu melawan AS dan China, peluang terbaik kami adalah jika ASEAN tetap solid. Untuk menyelesaikan masalah Laut China Selatan dengan Tiongkok, kita harus memastikan bahwa solidaritas ASEAN kuat dan kita tetap bersatu sebagai satu blok, ”ia menegaskan.
Baca Juga: Indonesia Kirim Prajurit TNI Untuk Membantu Korban-korban Ledakan di Libanon
Dia menambahkan bahwa dia akan mengangkat masalah ini pada panggilan telepon yang dijadwalkan dengan rekannya dari Tiongkok pada Rabu malam, dan kemudian dalam sebuah diskusi dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Kamis.
Tiongkok mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, tetapi ada juga klaim yang tumpang tindih oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Washington dan sekutunya juga menentang klaim teritorial Beijing.
Baca Juga: PM Australia: Perang Dingin AS-China Tak Lagi Terbayangkan, Perselisihan Harus Selesai Secara Damai
Washington telah meminta Beijing untuk menghentikan "taktik intimidasi" di Laut China Selatan dan menuduh yang terakhir mendorong kehadirannya di perairan yang disengketakan sementara para pengadu lainnya sibuk dengan pertempuran COVID-19.
BATTLE CATATAN DIPLOMATIK
Pada bulan Desember 2019, Malaysia mengajukan pengajuan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, berusaha untuk menetapkan batas landas kontinen Malaysia di bagian utara daerah yang disengketakan.