Trump Tingkatkan Serangan Terhadap Biden dengan China dalam Kampanye

- 9 September 2020, 11:10 WIB
Trump Meningkatkan Serangan terhadap Biden dengan China dalam Kampanye.*
Trump Meningkatkan Serangan terhadap Biden dengan China dalam Kampanye.* /Pixabay/Geralt/

MANTRA SUKABUMI - Presiden Donald Trump pada Selasa 8 September, meningkatkan upayanya untuk menjadikan China sebagai tema sentral pemilihan presiden AS, menuduh saingan Demokrat Joe Biden sebagai "penjualan globalis" yang membantu merekayasa hilangnya pekerjaan Amerika secara luas.

"Agenda Joe Biden dibuat di China. Agenda saya dibuat di AS, ” kata Trump saat berbicara kepada ribuan pendukungnya pada rapat umum kampanye luar ruangan di bandara di Winston-Salem, Carolina Utara.

China telah muncul sebagai titik nyala menjelang pemilu 3 November, dengan Trump berulang kali menuduh Biden mendukung kebijakan perdagangan yang telah lama menyebabkan offshoring pekerjaan domestik.

Baca Juga: Covid-19 Gelombang Dua Kembali Melanda, Sederet Film Korea Batal Rilis

Baca Juga: Dipastikan Anda Akan Dapat Bantuan Subsidi Gaji Tahap 3, Selama Penuhi Persyaratan Ini

"Biden adalah penjual globalis yang menghabiskan karirnya untuk memboroskan komunitas Amerika," kata Trump, yang mengikuti lawannya dalam jajak pendapat nasional, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari CNA.

Biden pada gilirannya mengkritik Trump karena menghukum petani AS dan industri lain dengan tarif berbahaya pada barang-barang China.

Mantan wakil presiden itu juga mengecam kesepakatan perdagangan Trump dengan China karena tidak memberikan manfaat bagi industri AS yang dijanjikan presiden, dengan mengatakan bulan lalu itu "gagal - sangat buruk".

Baca Juga: Rekening BCA Mandiri dan Bank Swasta Sudah dalam List, Segera Cek Nama Kepesertaan BLT Rp600 Ribu

North Carolina adalah negara bagian penting yang dihargai oleh kampanye Biden dan Trump, salah satu dari sedikit negara bagian yang dapat menentukan pemilihan. Ini juga salah satu dari banyak negara yang telah menyaksikan industri manufaktur dan tekstilnya bermigrasi ke China dan negara-negara Asia lainnya selama 25 tahun terakhir.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x