Pada Kamis 13 Agustus 2020 ada sekitar tiga orang menteri yang berbondong-bondong menjemput enam ribu beras impor dari Vietnam.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di zonajakarta.pikiran-rakyat.com dengan judul "Maunya Apa? Jose Ramos Horta Malah Bawa-bawa Nama Mi Instan Indonesia Dibalik Sengsara Timor Leste"
Mereka sangat berani dan senang sekali memamerkan beras impor yang akan dijadikan ketahanan pangan nasional.
Mereka tidak malu karena beras dalam hal ini sudah kurang gizi, namun mereka tetap rela merogoh kocek ribuan dolar AS untuk membelinya.
Hingga akhirnya Timor Leste rawan pangan.
Indeks Kelaparan Global 2017 mengkategorikan Timor Leste sebagai negara yang menderita tingkat kelaparan yang serius.
Baca Juga: Jengkel dengan Negaranya Sendiri, Xanana Gusmao Suruh Rakyatnya Minggat dari Timor Leste
Baca Juga: Rebusan Binahong Ternyata Sangat Bermanfaat Untuk Kesehatan, Salah-satunya Tingkatkan Vitalitas Pria
Situasi ini adalah akibat langsung dari produktivitas pertanian yang buruk, pendapatan yang rendah, infrastruktur yang belum berkembang dan kerentanan pasokan pangan Timor-Leste terhadap dampak harga pangan global dan variasi iklim.
“Namun, situasi ini tidak berarti pemerintah harus mengimpor beras pecah dari luar negeri. Beras lokal yang diproduksi oleh petani lokal di dalam negeri penuh dengan gizi yang baik tapi sayangnya pemerintah tidak mau membelinya," kata seorang komentator.