Korea Selatan yang merupakan negara keempat terbesar di Asia yang berhasil menahan virus corona dan menghindari penguncian penuh pada tahun ini.
Baca Juga: Kabar Gembira, Pemerintah Siap Salurkan Bantuan BLT Desa Sebesar Rp13 Triliun, Simak Penjelasannya
Namun, pada bulan Agustus lalu wabah Covid-19 merebak di negara tersebut akibat dari infeksi di gereja dan rapat umum politik.
Pada akhir Agustus, kasus Covid-19 memuncak 440 kasus, meskipun ada penurunan yang stabil sejak saat itu.
Namun, para pejabat negara sangat mengkhawatirkan liburan yang akan berlangsung dari 30 September hingga 2 Oktober menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19.
"Kami berada di persimpangan jalan penting yang akan memutuskan apakah kami akan dapat kembali ke kebijakan jarak sosial fase satu atau meninjau kembali wabah COVID-19 lainnya," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo dalam sebuah pengarahan.
Baca Juga: Akankah Dibuka Kartu Prakerja Gelombang 10? Begini Cara Mudah Mendaftar Pakai Smartphone
Baca Juga: Napi Asal China Kabur, Membuat Lubang dengan cara Menggali dan Memakan Tanahnya
Park mendesak warga untuk mengadakan kunjungan online selama liburan dan melakukan outsourcing untuk merapikan kuburan leluhur, salah satu tradisi utama Chuseok.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea melaporkan 114 kasus virus korona baru pada Kamis lalu, sehingga total negara itu menjadi 23.455, dengan 395 kematian.**