Putra Mahkota Sheikh Nawaf Dilantik jadi Pemimpin Baru Kuwait, Usai Kematian Sheikh Sabah

- 1 Oktober 2020, 11:00 WIB
Sheikh Nawaf, yang telah memegang jabatan tinggi selama beberapa dekade, diangkat menjadi pewaris pada tahun 2006 [Screengrab / Al Jazeera]
Sheikh Nawaf, yang telah memegang jabatan tinggi selama beberapa dekade, diangkat menjadi pewaris pada tahun 2006 [Screengrab / Al Jazeera] /

Baca Juga: Pembubaran HTI Disamakan dengan PKI, Mahfud MD: PKI itu Kudeta, HTI Hukum Adminsitrasi

"Pria ini adalah katup pengaman dunia Arab, bukan hanya untuk Kuwait," kata Bandar al-Dahani, seorang warga Kuwait.

Insya Allah, kebaikan itu ada pada Putra Mahkota Sheikh Nawaf dan dia akan mengikuti jalan sang emir.

Sheikh Nawaf, yang telah memegang jabatan tinggi selama beberapa dekade, mengambil alih Kuwait menghadapi dampak dari krisis virus korona, yang memicu penurunan tajam harga minyak dan konsekuensi ekonomi yang parah bagi negara-negara Teluk.

Negarawan tua, yang dinobatkan sebagai pewaris pada tahun 2006, menjabat sebagai menteri pertahanan ketika pasukan Irak memasuki emirat kaya minyak itu pada tahun 1990, dan juga sebagai menteri dalam negeri dalam menghadapi tantangan dari kelompok bersenjata.

Baca Juga: Debat Capres AS Kacau, Harga Emas Turun Setelah Dorong Investor ke Dollar

Pemimpin baru ini populer di dalam keluarga al-Sabah yang berkuasa dan dilaporkan menjadi pilihan konsensus bagi penguasa. Dia juga menikmati reputasi kesopanan dan sebagian besar mempertahankan profil rendah (kesederhanaan).

Perubahan kebijakan yang signifikan tidak diharapkan selama masa pemerintahannya, bahkan setelah Teluk mengalami pergeseran seismik dengan tetangga Kuwait, Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang memilih untuk menjalin hubungan dengan Israel.

Normalisasi dengan negara Yahudi sangat tidak populer di kalangan publik Kuwait, yang sebagian besar mendukung posisi bersejarah dunia Arab dalam menuntut penyelesaian perjuangan Palestina sebelum memberikan konsesi diplomatik kepada Israel.

Konstitusi Kuwait menetapkan bahwa penguasa haruslah keturunan pendiri bangsa, Mubarak al-Sabah, tetapi tahta telah berpindah-pindah antara keturunan putranya, Salem dan Jaber, selama empat dekade.

Halaman:

Editor: Encep Faiz

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x