Baca Juga: Fakta Atau Hoax: Bantuan Rp 600 Ribu per Bulan Bagi Pendaftar Kartu Prakerja Sekarang, Buruan Daftar
“Angkatan bersenjata Armenia secara intensif menembaki daerah-daerah berpenduduk di distrik Geranboy, Terter, Agdam, Agjaberdi, dan Fizuli. Azerbaijan mengambil tindakan timbal balik”, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Sedikitnya 300 orang dilaporkan tewas dalam pertempuran itu, yang meletus pada 27 September dan merupakan yang paling serius, sejak bentrokan tahun 2016 yang menewaskan puluhan orang.
Pertempuran baru dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas di Turki, sekutu dekat Azerbaijan, dan Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia.
Paul Stronski, seorang rekan senior di program Rusia dan Eurasia di Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan kepada media bahwa Nagorno-Karabakh adalah "masalah kompleks" bagi Rusia.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 6 Bahaya Tidur Sore jika Sering Dilakukan
Ia menambahkan, bahwa hal itu sudah berselisih dengan Turki di Suriah dan Libya. “Ada risiko nyata. ini bisa menjadi perang proxy,” katanya.
Sementara itu, diplomat top Rusia mengatakan Palang Merah akan bertindak sebagai perantara, dalam operasi kemanusiaan setelah gencatan senjata diberlakukan.**