Donald Trump Tak Pernah Ngaku Kalah, Malah Memikirkan Bagaimana Caranya untuk Terus Berjuang

- 9 November 2020, 10:40 WIB
Pilpres Amerika Serikat, Joe Biden melawan Donald Trump.
Pilpres Amerika Serikat, Joe Biden melawan Donald Trump. /Ilustrasi PRFM

MANTRA SUKABUMI - Presiden Donald Trump tidak pernah mengakui kekalahan, tetapi dia menghadapi pilihan yang sulit sekarang setelah Demokrat Joe Biden memenangkan Gedung Putih. Bersalah dengan anggun untuk kepentingan bangsa atau tidak dan tetap diusir.

Setelah hampir empat hari penghitungan yang menyiksa menghasilkan kemenangan bagi Biden, Trump masih bersikeras bahwa perlombaan belum berakhir. Dia membuang tuduhan tak berdasar bahwa pemilihan itu tidak adil dan suara "ilegal" dihitung, menjanjikan kesibukan tindakan hukum dan melepaskan tweet berkapasitas besar yang secara palsu menegaskan bahwa dia akan "MEMENANGKAN PEMILIHAN INI, DENGAN BANYAK."

Sementara beberapa orang di lingkarannya mendorong Trump untuk menyerah dengan anggun, banyak dari sekutu Partai Republiknya, termasuk di Capitol Hill, mendorongnya atau memberinya ruang untuk memproses kehilangannya, setidaknya untuk saat ini.

Baca Juga: Taiwan Khawatir Kehilangan Dukungan AS karena Trump Mundur dari Jabatannya

"Trump tidak kalah," kata Senator Carolina Selatan Lindsey Graham dalam sebuah penampilan di "Sunday Morning Futures'' di Fox News Channel, menolak realitas situasi tersebut. “Jangan menyerah Pak Presiden. Berjuanglah dengan keras,” desaknya, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari The Korea Herald.

Trump diperkirakan tidak akan secara resmi menyerah, menurut orang-orang yang dekat dengannya, tetapi kemungkinan akan dengan enggan mengosongkan Gedung Putih pada akhir masa jabatannya. Upaya berkelanjutannya untuk menggambarkan pemilu sebagai tidak adil dipandang sebagai upaya untuk menenangkan ego yang terluka dan untuk menunjukkan basis pendukung setianya bahwa ia masih berjuang. Itu bisa menjadi kunci untuk membuat mereka tetap bersemangat untuk apa yang akan datang selanjutnya.

"Dia bermaksud untuk berperang," kata penasihat ekonomi Trump Larry Kudlow ketika semakin jelas bahwa presiden sedang menuju kekalahan.

Akankah Trump menyerah? "Saya meragukannya," kata teman lama dan penasihat Trump, Roger Stone, yang hukuman penjaranya diubah oleh Trump pada Juli. Stone menegaskan bahwa Biden, sebagai akibatnya, akan memiliki "awan di atas kepresidenannya dengan separuh orang di negara itu percaya bahwa dia terpilih secara tidak sah."

Baca Juga: Isu Masyumi akan Reborn, Mahfud MD: Pendirian Partai Politik Seperti Masyumi Reborn? Tentu Boleh

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: THE KOREA HERALD


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x