Baca Juga: Tragis, Muslim Rohingya Tidak Diberi Hak Suara Saat Pemilu Myanmar
Biden, seorang Zionis yang mengaku dirinya, telah menghadiri banyak pertemuan kelompok lobi pro-Israel, seperti Komite Urusan Publik Israel Amerika (AIPAC) dan J Street.
Kemenangannya pada hari Sabtu atas Donald Trump dalam salah satu pemilihan presiden AS terdekat telah diterima dengan kelegaan dari para pejabat Palestina bukan karena kemenangannya tetapi lebih untuk kekalahan Trump.
Trump dan kepemimpinan Palestina
Di bawah pemerintahan Trump, empat tahun terakhir telah secara radikal mengubah lanskap politik untuk Israel dan Palestina. Sementara AS selalu menjadi pendukung besar Israel dan menjajakan jalur solusi dua negara selama bertahun-tahun, bahkan ketika Israel terus mengambil alih tanah Palestina dan membangun lebih banyak permukiman.
Dia menghentikan bantuan AS untuk Otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki, secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan memindahkan kedutaan AS di sana dari Tel Aviv.
Baca Juga: Partai Berkuasa di Korea Selatan Serukan Pertemuan Lebih Awal antara Moon dan Biden
Trump menolak untuk mengutuk pembangunan dan perluasan permukiman sebagai ilegal yang bertentangan dengan hukum internasional. Dia juga menarik dana ke badan pengungsi PBB, yang menjadi andalan jutaan warga Palestina untuk pendidikan, makanan, dan mata pencaharian.
Trump juga menjadi perantara kesepakatan "normalisasi" dengan tiga negara Arab yang mengakui Israel tanpa banyak menuntut keuntungan Palestina sebagai imbalan, membuat kepemimpinan Palestina semakin terisolasi.
Melalui menantu laki-lakinya Jared Kushner, Trump menyusun rencana Timur Tengah yang menghindari solusi dua negara yang ditolak keras oleh kepemimpinan Palestina.