Amerika Serikat Tersusul, Rusia Klaim Vaksin Buatannya Lebih Manjur Obati Corona

- 12 November 2020, 13:42 WIB
Vaksin Covid-19.*
Vaksin Covid-19.* /

MANTRA SUKABUMI – Vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V, diklaim otoritas kesehatan negara tersebut memiliki tingkat kemanjuran 92 persen dalam tes yang dilakukan sejauh ini.

Berita keberhasilan vaksin Rusia datang pada hari Rabu, 11 November 2020 setelah sebelumnya, vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika Pfizer yang bekerja sama dengan BioNTech Jerman dilaporkan 90 persen efektif.

Sementara itu, vaksin buatan China telah diluncurkan ke petugas kesehatan garis depan di Uni Emirat Arab (UEA) dan tempat lain.

Baca Juga: Kampanye ShopeePay Deals Rp1 Lebih Meriah di 11 November

Baca Juga: 21 Ucapan Terbaik Hari Ayah Nasional 2020 Bahasa Inggris, Cocok untuk Caption Story di Medsos

Tes obat Sputnik saat ini sedang berlangsung, melibatkan 40.000 orang di Rusia, Belarusia, UEA, dan India. Rusia juga telah bekerja sama dengan otoritas kesehatan di Arab Saudi tentang kemungkinan memperluas tes ke Kerajaan, dilansir mantrasukabumi.com dari situs Arab News.

Pernyataan dari Russian Direct Investment Fund (RDIF), yang mengawasi pengembangan vaksin, dan Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya di Moskow, mengatakan obat itu "menunjukkan kemanjuran tinggi" berdasarkan hasil dari berbagai uji coba vaksin yang dilakukan Rusia.

Hasil penelitian tersebut didasarkan pada evaluasi terhadap 16.000 sukarelawan yang menerima vaksin Sputnik atau plasebo, 20 orang diantaranya mengembangkan kasus penyakit yang dikonfirmasi.

Rusia adalah negara pertama yang mengesahkan pengujian vaksin pada manusia, dan mengklaim produk mereka yang menggunakan vektor adenovirus manusia dan diberikan dalam dua suntikan akan memberikan respons kekebalan yang "kuat dan jangka panjang".

“Tidak ada efek samping yang tidak diharapkan selama uji coba,” kata sebuah pernyataan, meskipun beberapa dari mereka yang divaksinasi memiliki reaksi merugikan yang ringan seperti nyeri di area suntikan, serta sindrom mirip flu termasuk demam, lesu, lelah dan sakit kepala.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x