MANTRA SUKABUMI - Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan negara-negara Arab yang menjalin hubungan dengan Israel merusak upaya negara Palestina.
Dalam beberapa bulan terakhir, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan menyetujui hubungan formal dalam kesepakatan yang ditengahi oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Palestina telah mengecam perjanjian ini sebagai "tikaman dari belakang" dan pengkhianatan atas tujuan mereka, mereka khawatir langkah Bahrain dan UEA akan melemahkan posisi pan-Arab yang sudah lama ada.
Baca Juga: Solusi Makan, Belanja, dan Transportasi dari Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini
Baca Juga: 5 Bahaya Garam Bila Dikonsumsi Berlebihan, Salah Satunya Sebabkan Kanker Perut
UEA, Bahrain, dan Sudan mematahkan posisi ini, yang menuntut penarikan Israel dari wilayah yang sudah diduduki secara ilegal dan penerimaan kenegaraan Palestina sebagai imbalan atas hubungan normal dengan negara-negara Arab.
"Saya pikir lebih baik memiliki front persatuan [Arab] untuk menempatkan kepentingan Palestina [pertama] untuk mengakhiri pendudukan [Israel]," kata Sheikh Mohammed kepada Forum Keamanan Global online pada hari Senin, Dikutip mantrasukabumi.com dari laman Aljazeera.
Dia mengatakan bahwa perpecahan itu bukan untuk kepentingan upaya bersama Arab untuk membuat Israel bernegosiasi dengan Palestina dan menyelesaikan konflik selama puluhan tahun.
Pejabat UEA mengatakan negara Teluk tetap berkomitmen pada kenegaraan Palestina, dan bahwa kesepakatannya dengan Israel telah menghentikan pencaplokan lebih lanjut atas tanah yang diinginkan Palestina untuk sebuah negara.