Permainan Trump, Bujuk Legislator Republik untuk Lakukan Apa yang Tidak Dilakukan Para Pemilih AS

- 20 November 2020, 08:20 WIB
Ilustrasi Donald Trump.
Ilustrasi Donald Trump. /PIXABAY/geralt/Cozendo

Negara memiliki waktu hingga 8 Desember untuk memenuhi tenggat waktu "safe harbour" untuk menyelesaikan sengketa pemilu dan memilih pemilih yang akan memilih presiden.

Para pemilih akan bersidang sebagai apa yang disebut "Electoral College" pada 14 Desember untuk secara resmi memilih presiden berikutnya, yang akan menjabat pada 20 Januari.

Dikutip mantrasukabumi.com dari CNA bahwa Pengacara Trump berusaha untuk mengambil kekuasaan untuk menunjuk pemilih dari gubernur dan sekretaris negara dan memberikannya kepada anggota parlemen negara bagian yang bersahabat dari partainya, dengan mengatakan Konstitusi AS memberikan otoritas tertinggi kepada badan legislatif.

Seseorang yang mengetahui strategi hukum kampanye mengatakan bahwa ini telah menjadi "pendekatan yang lebih bertarget untuk melibatkan legislator".

Saat ini, Biden telah meraih 306 suara elektoral secara nasional ke 232 Trump, jauh di atas 270 yang dibutuhkan untuk kemenangan.

Jika gabungan 36 suara elektoral di Michigan dan Pennsylvania jatuh ke tangan Trump, ia akan tertinggal 270-268 suara elektoral, yang berarti kampanyenya masih perlu mengubah setidaknya satu negara bagian lagi untuk mempertahankan Gedung Putih.

Baca Juga: Pencairan BLT BSU Kemendikbud Rp1,8 Juta untuk Guru Non-PNS , Segera Cek info.gtk.kemdikbud.go.id

Seorang pejabat senior kampanye Trump mengatakan kepada Reuters bahwa rencananya adalah untuk menimbulkan keraguan yang cukup pada penghitungan suara di kota-kota besar Demokrat bahwa anggota parlemen Republik tidak akan punya banyak pilihan selain menengahi.

Kampanye tersebut bertaruh bahwa banyak dari anggota parlemen tersebut, yang berasal dari distrik yang dimenangkan Trump, akan menghadapi reaksi keras dari para pemilih jika mereka menolak untuk bertindak.

Kampanye tersebut yakin semakin lama mereka dapat menunda ini, semakin mereka akan memiliki kesempatan untuk membujuk anggota parlemen untuk campur tangan, kata pejabat itu.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x