Menyedihkan, Selama Sekolah Ditutup Kehamilan Remaja di Kenya Meningkat 3 Kali Lipat

- 22 November 2020, 11:40 WIB
ilustrasi hamil.
ilustrasi hamil. /pexels-negativespace

MANTRA SUKABUMI – Selama sekolah ditutup karena pandemi Covid-19, kehamilan remaja yang sebagian besar anak-anak sekolah telah meningkat dengan tajam.

Meningkatnya jumlah kehamilan di Kenya itu, dicatat oleh petugas dari kelompok bantuan Komite Penyelamatan Internasional, meningkat hingga 3 kali lipat dibanding periode yang sama pada tahun 2019 lalu.

Hal ini sangat menyedihkan, ditengah kehidupan yang sulit karena kemiskinan dan pandemi Covid-19, anak-anak sekolah itu terancam kehilangan cita-cita masa depannya.

Baca Juga: 6 Cara Membuat Makanan Bagi Penderita Diabetes, Sehat dan Lezat

Jackline Bosibori menangis saat mengetahui dirinya hamil. Ibu dari anak yang berusia 17 tahun itu harus menghidupi enam anak lainnya yang tinggal di rumah seukuran satu kamar.

Mereka berulang kali diancam akan digusur dan mereka tidak mampu memberi makan untuk tambahan satu orang lagi.

“Kalau saya masih sekolah, itu tidak mungkin terjadi,” kata Bosibori yang ingin menjadi seorang pengacara. Dikutip mantrasukabumi.com dari reuters.com pada Sabtu (21 November 2020).

Dengan sekolah ditutup karena pandemi virus corona dan ibunya berjualan sayuran di pinggir jalan, Bosibori terlibat hubungan terlarang dengan seorang pria berusia dua puluhan.

Ketika Bosibori mengatakan kepada laki-lakinya bahwa dia hamil, laki-laki itu hanya terdiam tak mampu berkata sedikitpun.

Selama kehamilannya, ia membantu tugas-tugas seperti membersihkan genangan air di kota kumuh Kibera, pinggiran ibu kota Kenya, Nairobi, di mana orang-orang tinggal di rumah beratap seng yang berdesakan dan diantara riuhnya rel kereta api. 

Baca Juga: 9 Hal Menyeramkan Ini, Perlu Berhenti Dilakukan Pria dalam Menjalin Hubungan

Di pasar terdekat, dia membeli pakaian bekas untuk bayinya.

Penguncian (lock down) global dapat menyebabkan peningkatan tingkat kehamilan remaja, organisasi non-pemerintah yang bekerja di bidang kesehatan reproduksi memperingatkan.

Di Kenya, beberapa data awal menunjukkan hal itu sedang terjadi.

Di kota paling utara Lodwar, kehamilan remaja di antara klien dari kelompok bantuan Komite Penyelamatan Internasional hampir tiga kali lipat menjadi 625 pada Juni-Agustus tahun ini, dibandingkan dengan 226 pada periode yang sama tahun sebelumnya, data IRC menunjukkan.

Di kamp pengungsi terdekat Kakuma, kehamilan remaja di antara klien melonjak menjadi 51 pada periode Maret-Agustus 2020, dibandingkan dengan 15 kehamilan pada periode yang sama pada 2019.

Di klinik yang dikunjungi Bosibori untuk pemeriksaan persiapan kelahiran, kadang bersama teman sekelasnya yang juga hamil pada waktu bersamaan, jumlah calon ibu baru telah meningkat.

"Sejak COVID-19 dimulai, kami mengalami lebih banyak," kata perawat Joy Ambiyo.

Baca Juga: Tanggapi Persoalan Habib Rizieq Shihab, Mantan Ketua MK: Energi Bangsa Jadi Terkuras Akibat Ini

Dan lebih banyak gadis hamil yang mungkin melewatkan kunjungan dokter sama sekali.

"Kami tahu bahwa gadis-gadis muda yang hamil tidak mengakses layanan kesehatan seperti wanita dewasa karena kejadian yang diluar kontrol itu," kata Ademola Olajide, perwakilan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kenya.

Itu membuat mereka lebih rentan terhadap komplikasi kesehatan dan aborsi yang tidak aman, tambahnya.

Secara global, kehamilan dan persalinan adalah penyebab utama kematian bagi anak perempuan berusia antara 15 dan 19 tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Bosibori sendiri mengalami beberapa komplikasi. Dokternya merekomendasikan operasi caesar, tetapi dia dan ibunya Ann khawatir dan meminta persetujuan dari tabib tradisional.

Atas restu Tabib tradisional, Bosibori menjalani proses kelahiran tersebut di rumahnya dan melahirkan bayi perempuan dengan berat 3,3 kg.

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

“Saya senang bayinya ada di sini, kecemasannya sudah berakhir,” kata Bosibori sambil menggendong anaknya yang baru lahir di satu-satunya tempat tidur keluarga, diapit oleh speaker tua berdebu yang berfungsi sebagai meja samping tempat tidur.

Hingga Januari, ketika sekolah-sekolah di Kenya akan dibuka kembali sepenuhnya, Bosibori akan merawat bayinya secara penuh.

Setelah itu, Ann, yang membesarkan Bosibori hingga genap berusia 18 tahun, mengatakan akan menemukan cara untuk merawat cucunya.

"Bosibori harus kembali ke sekolah.", ujar Ann, ibunya Bosibori. **

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Reuters.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x