Hati-hati, Diabetes Menjadi Penyakit Penyerta Urutan Kedua Terbanyak pada Pasien Covid-19

17 Februari 2021, 18:20 WIB
Ilustrasi Diabetes Mellitus Tipe 1 dan 2, diabetes yang sering ditemukan di Indonesia /Pixabay/ Myriams-Fotos//

 

MANTRA SUKABUMI - Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya gula (glukosa) darah yang disebabkan karena ada gangguan di dalam tubuh.

Menurut para pakar kesehatan diabetes merupakan komorbid atau penyakit penyerta urutan kedua setelah hipertensi yang paling banyak ditemukan pada pasien Covid-19.

Sementara di masa pendemi, peristiwa menyebarnya virus corona (Covid-19) akan lebih mudah tertular jika tidak berhati-hati. 

Baca Juga: Jajan di Kantin hingga Staycation di Hotel, ShopeePay Hadirkan Cashback 30%

Baca Juga: Tak Bisa Tidur Setelah Ditelepon Tentang Sosok Madam Bansos, Benny K Harman: Jangan Takut, Sembahlah Tuhanmu

Dilansir mantrasukabumi.com dari antaranews pada Rabu, 17 Februari 2021, berikut penjelasan penyakit diabetes menjadi urutan nomor dua terbanyak pada pasien Covid-19 yang meninggal dunia. 

Pakar Penyakit, dr. Johanes Purwoto menjelaskan, orang memiliki diabetes akan mengalami gangguan pada sistem imunnya. Bila terinfeksi virus salah satunya SARS-CoV-2, maka infeksi akan cepat menyerang pada tubuh.

"Dalam keadaan diabetes dan penyakit penyerta, lalu terkena Covid-19 itu menjadi seperti menyiram bensin kedalam api dalam sekam, mudah cepat membakar," ujarnya.

Permasalahan yang dialami pasien diabetes yaitu mengalami penurunan pada kekebalan tubuh akibat sistem imun yang mudah mengalami perubahan. 

Baca Juga: 10 Tips Diet Mudah dan Sehat untuk Turunkan Berat Badan Anda dengan Aman

Berbeda dengan pasien yang tidak memiliki penyakit diabetes karena memiliki imun yang cukup kuat, tapi tidak menuntut kemungkinan jika pasien tersebut juga akan terkena virus. 

Tidak dipungkiri juga bagi pasien yang memiliki riwayat diabetes tapi tekanan darahnya normal itu sama saja. Resiko akan berbanding lurus jika gula darahnya meningkat maka akan semakin rentan daya tubuhnya. 

Pada Penyakit diabetes pembuluh darah akan mudah rusak, sedangkan pada Covid-19 terjadinya pembekuan darah sehingga mudah menjalar ke seluruh tubuh. 

Lain halnya dengan orang normal yang sering makan manis-manis bisa jadi penyakit obesitas yang akan berpengaruh pada kekebalan tubuh juga. 

Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele Kebiasaan ini Sangat Berdampak pada Kesehatan Diantaranya Makan Larut Malam

Kekebalan tubuh akan meningkat sejalan dengan bertambahnya berat badan dan peningkatan kadar gula darah. 

Yang dikhawatirkan tidak hanya batuk, filek, dan demam saja, tetapi juga inflamasi pada tubuh. Akibatnya akan muncul serangan jantung, stroke atau gangguan lainnya.

"Ciri spesifik orang dalam kondisi diabetes yang terkena Covid-19 adalah akan cenderung lebih berat dan kritis sehingga membutuhkan perawatan rumah sakit, merekapun lebih mudah masuk ICU, membutuhkan ventilator dan lebih mudah meninggal dunia," katanya.

Penyabab kematian covid-19 itu bukan virusnya tetapi peradangannya. Menurut Johanes, kadar gula yang buruk, hasil vaksinasipun menjadi tidak efektif.

Baca Juga: Soal Bendungan Tukul di Pacitan, Rachland Nashidik: Apa Salahnya Jokowi Nyebut Inisiasi dari SBY

"Apabila ada gangguan kondisi metabolik misalnya muntah-muntah, ketoasidosis diabetik, hipoglikemi, gula darah tinggi atau rendah (di bawah 70), maka tidak dianjurkan vaksin saat itu," ucap Johanes.

Perihal rasa lapar yang dirasakan oleh pasien diabetes yang menerima vaksin penyebabnya karena sel-selnya kelaparan, sehingga gula darahnya naik. 

Sementara bila lapar akibat hipoglikemi, biasanya ada gejala lain seperti sakit maag, pusing, lapar, perut kembung atau tidak enak.

Dilihat dari sisi keamanan, penyandang diabetes bila melakukan vaksin Covid-19 dari data terkini menunjukkan tidak ada orang yang memiliki penyakit tersebut akan berisiko lebih buruk, termasuk hipoglikemi.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Berpesan Agar Generasi Milenial Jangan Bermental Kolonial

Akibatnya akan terdapat kemerahan pada tubuh, bentol-bentol, kemudian akan ada rasa lemas, demam, pegal-pegal serta syok anafilatik.

Ada banyak harapan dihari yang akan datang, berhati-hati lebih baik melakukan vaksin dengan anjuran dokter sebagai salah satu cara untuk sembuh dari terjangkit virus Covid-19.

Daya tahan tubuh turut dipengaruhi kestabilan gula darah. Gula darah bagian dari metabolisme tubuh artinya kalau tidak stabil, sel tubuh kelaparan maka pembentukan antibodi tidak akan optimal.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler