Mata Kedutan Pertanda Apa, Simak Penjelasan Berikut ini

7 Juli 2021, 10:44 WIB
Mata Kedutan Pertanda Apa, Simak Penjelasan Berikut Ini /Pixabay.com/Skitterphoto

MANTRA SUKABUMI - Kedutan pada kelopak mata cukup sulit untuk diprediksi. Terkadang hanya terjadi sesekali saja, selama beberapa hari, atau kambuh kembali setelah hilang beberapa minggu.

Sebagian masyarakat masih memercayai apabila seseorang mengalami kedutan mata, baik mata sebelah kanan maupun kiri, akan mendapatkan suatu kabar atau kejadian, entah kabar baik maupun buruk.

Mata kedutan dapat terjadi terus menerus selama beberapa hari. Kedutan tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak berbahaya, tetapi mungkin mengganggu Anda.

 Baca Juga: Cara Jaga Kesehatan Mata dari Sinar Layar Gadget, Pakai Kacamata Hitam Salah Satunya

Dilansir mantrasukabumi.com dari My Inspirasi, Mata kedutan biasanya hanya terjadi beberapa detik atau menit yang terjadi dalam sekali atau beberapa kali dalam satu hari. Atau terkadang akan hilang dan datang lagi.

Umumnya mata kedutan dapat dibedakan menjadi tiga kategori berikut:

1. Kedutan minor

Kedutan minor umumnya tidak nyeri dan tidak berbahaya. Kedutan minor umumnya muncul terkait dengan gaya hidup, seperti kelelahan, kurang istirahat, stres, suka mengonsumsi minuman keras atau berkafein secara berlebihan, atau kebiasaan merokok. Dapat juga disebabkan oleh iritasi pada kornea atau lapisan di dalam kelopak mata.

2. Blefarospasme esensial jinak

Blefarospasme esensial jinak juga dapat dipicu oleh beberapa hal, seperti mengonsumsi minuman keras dan kafein secara berlebihan, terpapar cahaya terang, kelelahan, kurang tidur, iritasi akibat polusi udara, dan stres. 

Baca Juga: Cara Mudah dan Ampuh Menjaga Kesehatan Mata

Blefarospasme esensial jinak umumnya dialami oleh orang dewasa muda hingga dewasa tua. Kondisi ini lebih sering dialami wanita dibandingkan pria dan dipercaya merupakan perpaduan antara faktor keturunan dengan faktor lingkungan.

Mata kedutan jenis ini dapat mendahului atau menyertai beberapa kondisi mata berikut:

-Mata kering.

-Sensitif terhadap cahaya.

-Entropion: kondisi ketika kelopak mata, biasanya bagian bawah, masuk ke bagian dalam mata.

-Konjungtivitis atau radang permukaan dalam kelopak mata.

-Uveitis: peradangan yang berdampak kepada lapisan tengah jaringan pada dinding mata.

-Trikiasis: kondisi saat bulu mata tumbuh ke dalam, ke arah mata, menyentuh kornea atau konjungtiva.

-Blefaritis: peradangan pada kelopak mata yang umumnya disebabkan oleh pertumbuhan bakteri berlebihan pada kulit, alergi, dan tersumbatnya kelenjar minyak pada kelopak mata.

Baca Juga: Tips Rawat Kesehatan Mata, Hindari Melihat Layar Hp Terlalu Lama Salah Satunya

Jika terus memburuk, blefarospasme esensial jinak dapat menyebabkan penglihatan kabur hingga kejang (kedutan) pada wajah.

3. Hemificial spasm/kejang pada wajah

Kejang pada wajah adalah kondisi yang sebenarnya sangat jarang terjadi. Gangguan yang disebabkan tekanan arteri pada saraf ini melibatkan bagian lain dari otot wajah, biasanya bagian mulut. 

Berbeda dengan kedutan yang umumnya terjadi pada sepasang mata, kejang pada wajah ini sering hanya berdampak kepada salah satu bagian wajah.

Pada kondisi yang sangat jarang, mata kedutan dapat menjadi gejala gangguan saraf dan otak yang biasanya disertai oleh gejala-gejala lain. Penyakit-penyakit tersebut antara lain:

-Bell’s palsy: kondisi yang menyebabkan lumpuhnya salah satu bagian wajah.

-Distonia: kondisi yang menyebabkan terjadinya kejang otot yang tidak terduga, sehingga membuat anggota tubuh terpelintir.

Baca Juga: Tips Mudah Jaga Kesehatan Mata dari Cahaya Gadget 

-Distonia servikal: jenis distonia yang menyebabkan leher sewaktu-waktu dapat kejang dan membuat kepala berputar ke posisi yang tidak nyaman.

-Penyakit Parkinson: penyakit yang menyebabkan anggota tubuh bergetar, otot kaku, sulit bicara, dan mengalami gangguan keseimbangan.

-Sindrom Tourette: kondisi yang menyebabkan munculnya suara atau gerakan secara spontan (tic).

-Multiple sklerosis: kondisi ketika sistem kekebalan 

tubuh menyerang myelin yang membungkus saraf.

-Efek samping obat-obatan, terutama yang digunakan untuk menangani psikosis dan epilepsi.

Jika mata kedutan menjadi gejala gangguan saraf atau otak, pasien biasanya butuh dirujuk ke dokter spesialis.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: My Inspirasi

Tags

Terkini

Terpopuler