Cara Penanganan Isolasi Mandiri yang Tepat di Rumah, Tanpa Sebabkan Stres

10 Juli 2021, 05:05 WIB
Cara Penanganan Isolasi Mandiri yang Tepat di Rumah, Tanpa Sebabkan Stres /Instagram @humas_jabar

MANTRA SUKABUMI - Menjalani isolasi mandiri setelah mengetahui hasil tes dan dinyatakan positif Covid-19.

Menjadi hal yang sangat menakutkan bagi sebagian orang, sebab tak sedikit pasien Covid-19 yang enggan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

Hal tersebut terjadi, banyak ketakutan dari si pasien Covid-19 jika di melakukan isolasi mandiri di rumah.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Minta Pejabat PPKM Darurat yang Ribut Dengan Praka Izroi Dipindahkan ke Papua, Ini Faktanya

Meskipun begitu, isolasi mandiri bagian pasien yang dinyatakan positif Covid-19 wajib untuk melakukan isolasi.

Dengan demikian tindakan tersebut dapat menekan penyebaran Covid-19 yang kini kian melonjak di Indonesia.

Ketika isolasi mandiri dan karantina mandiri di rumah saat positif Covid-19 ada syarat dan cara yang benar menurut dokter.

Berikut syarat dan cara yang benar ketika isolasi dan karantina mandiri di rumah saat positif Covid-19 menurut Dokter RA Adaninggar.

Baca Juga: 3 Gejala yang Patut Diwaspadai Jika Mulai Terasa, Segera Isolasi Mandiri, Kemungkinan Tertular Covid-19

Dikutip mantrasukabumi.com dari akun Instagram @ningzsppd pada Jumat, 9 Juli 2021. Berikut cara isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 yang benar.

Jika Anda suspek atau sudah positif kena Covid-19, dapat melakukan isolasi mandiri.

Sedangkan kalau Anda menjadi salah satu kontak erat dengan pasien corona, lakukan karantina mandiri.

Sebetulnya sama saja. Tetapi istilah isolasi mandiri untuk orang sakit, sementara kalau sehat, dinamakan karantina mandiri.

Isolasi mandiri di rumah harus dilakukan secara benar guna memutus mata rantai penularan.

Apabila salah dalam pengaplikasian, isolasi mandiri justru akan memunculkan klaster keluarga.

Pasien Covid-19 yang boleh isolasi mandiri ada syaratnya, yakni:

- Tanpa gejala.

- Mengalami gejala ringan dan sedang, seperti demam atau riwayat demam dengan suhu di atas 38 derajat celsius, atau batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, dan pilek.

- Tidak memiliki penyakit penyerta.

- Rumah memenuhi syarat untuk isolasi mandiri.

- Lingkungan mendukung pemenuhan kebutuhan fisik, mental, dan medis pasien.

- Pada kondisi tertentu pun bisa isolasi mandiri atas izin dokter, misal karena rumah sakit penuh.

Keluarga Anda juga perlu menjalani isolasi mandiri bila sama-sama menderita Covid-19. Atau yang melakukan kontak erat dengan pasien wajib karantina selama 14 hari.

Selama Isolasi Mandiri, Ngapain Aja?

Baca Juga: Isolasi Hari ke 9, Tyas Mirasih: Cuma Mau Semangatin Teman-teman

Selama isolasi mandiri, Anda harus melakukan beberapa hal penting berikut ini:

- Memaksimalkan aktivitas di kamar dan membatasi aktivitas di luar kamar isolasi

- Kurangi berbagi ruangan yang sama dengan anggota keluarga lain.

- Menggunakan masker medis bila keluar kamar, saat interaksi dengan anggota keluarga, dan saat kontrol ke dokter.

- Menggunakan alat makan dan minum, serta alat mandi terpisah.

- Konsumsi makanan bergizi, tidur cukup 6-8 jam per hari, hindari stres, minum obat sesuai anjuran dokter, dan selalu melaporkan perkembangan kondisi ke dokter.

Keluarga pasien di rumah pun perlu melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut:

- Batasi hanya satu orang yang berinteraksi khusus merawat pasien (pilih orang yang sehat tanpa penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh).

- Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, kemudian mengeringkannya dengan handuk kertas.

- Memakai masker medis bila berinteraksi dengan pasien atau ke kamar isolasi.

- Menggunakan sarung tangan dan masker medis bila kontak dengan darah/tinja/air kencing/cairan tubuh pasien.

- Memberi dukungan kepada pasien
Selalu mengawasi perkembangan gejala pasien dan melapor ke dokter.***

Editor: Ina Herlina

Sumber: Instagram @ningzsppd

Tags

Terkini

Terpopuler