Varian Virus Baru Corona N501Y Ditemukan, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Kramat: Perketat Masker

- 29 Desember 2020, 16:44 WIB
Profesor Zubairi  Djoerban
Profesor Zubairi Djoerban /Instagram/@ProfesorZubairi

MANTRA SUKABUMI - Varian virus baru Corona yang diberi nama N501Y, menurut dokter spesialis penyakit dalam RS Kramat Profesor Zubairi lebih mudah menular pada anak-anak.

Dokter spesialis penyakit dalam RS Kramat juga mengimbau agar tidak terpapar varian virus baru Corona N501Y maka perketat masker.

Maksud dokter spesialis penyakit dalam RS Kramat terkait perketat masker adalah selalu patuhi protokol kesehatan, seperti selalu pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun.

Baca Juga: Dianggap Hina Natalius Pigai, Netizen Serang Ruhut Sitompul: Tidak Sepantasnya Berujar Seperti Itu

Baca Juga: Innaa Lillaahi, Ketua Umum PKB Cak Imin Tiba-tiba Sampaikan Berita Duka Mendalam, Ada Apa?

Dikutip mantrasukabumi.com dari kanal twitter @ProfesorZubairi pada Selasa, 29 Desember 2020, bahwa varian virus baru Corona N501Y lebih rentan menyerang anak.

Maka dari itu dokter spesialis penyakit dalam RS Kramat menyarankan agar perketat tali masker.

dokter spesialis penyakit dalam RS Kramat menambahkan bahwa varian virus baru Corona sudah ada sejak September yang lalu.

"Saya mau bicara soal varian baru virus korona, yang sebenarnya sudah ada dari 20 September silam, tapi baru disadari beberapa hari lalu. Varian baru ini bernama N501Y dan punya kemampuan infeksi yang lebih tinggi," ujar dokter spesialis penyakit dalam RS Kramat 128.

Dia juga menjelaskan terkait varian baru virus Corona N501Y lebih rentan tertular pada anak-anak.

"Lebih mudah menular 70 persen. Terutama kepada anak-anak," sambungnya.

Saya mau bicara soal varian baru virus korona, yang sebenarnya sudah ada dari 20 September silam, tapi baru disadari beberapa hari lalu. Varian baru ini bernama N501Y dan punya kemampuan infeksi yang lebih tinggi. Lebih mudah menular 70 persen. Terutama kepada anak-anak.

— Prof. Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) December 25, 2020 ">

Dia juga menjelaskan terkait pertanyaan yang menyebutkan tentang pengarus dari vaksinasi.

"Kemudian, apakah akan memengaruhi hasil dari vaksinasi? Tidak. Karena vaksinasi tidak membentuk satu respons antibodi saja," katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Siapkan Dana Rp110 Triliun untuk Beberapa Bantuan pada 2021, Ini Daftarnya

Baca Juga: Tak Hanya Tingkatkan Kesuburan Pria dan Wanita , Ini 6 Manfaat Konsumsi Matoa si Manis dari Papua

"Yang harusnya terpengaruh adalah kebijakan kita dan keputusan orang untuk berlibur. Sekali lagi, mari perketat tali masker," sambungnya.

Kemudian, apakah akan memengaruhi hasil dari vaksinasi? Tidak. Karena vaksinasi tidak membentuk satu respons antibodi saja. Yang harusnya terpengaruh adalah kebijakan kita dan keputusan orang untuk berlibur. Sekali lagi, mari perketat tali masker.

— Prof. Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) December 25, 2020 ">

Dokter spesialis penyakit dalam RS Kramat juga menyampaikan bahwa varian virus baru Corona N501Y tetap masih bisa dideteksi dengan te PCR

"Ada yang bilang varian baru ini tidak bisa terdeteksi tes PCR. Itu tidak benar. Tidak usah khawatir. Tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike (seperti paku-paku yang menancap pada permukaan virus korona) berbeda. Sehingga, varian baru ini masih tetap bisa dideteksi tes PCR," ujar dokter spesialis penyakit dalam RS Kramat.***

Editor: Abdullah Mu'min


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah