Ternyata Ini Akibat Buruk Tidak Sarapan, Salah Satunya Risiko Terkena Diabetes Tipe 2

- 15 Januari 2021, 06:40 WIB
Ilustrasi sarapan.
Ilustrasi sarapan. /pixabay.com/Einladung_zum_Essen

Studi tersebut juga telah menunjukkan bahwa melewatkan sarapan meski hanya satu hari saja dalam seminggu dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 6%.

Baca Juga: Ramai Dicibir Tak Pakai Masker, Ini Permintaan Maaf dari Raffi Ahmad

Kemudian jika melewatkan makan sarapan 4-5 hari dalam seminggu, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 menjadi 55%.

Para ilmuwan juga telah menemukan bahwa risiko Diabetes dapat meningkat setiap harinya dalam seminggu Ketika seseorang melewatkan sarapan hingga hari ke-5 maka risiko tersebut tidak akan berubah.

Hal terparah, jika melewatkan sarapan kemungkinan terkena baik diabetes tipe 2 secara keseluruhan ada 32% lebih besar pada mereka yang pernah melewatkan sarapan dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah melewatkan sarapan.

Penelitian lain menunjukkan bahwa obesitas menjadi salah satu faktor terhadap risiko diabetes tipe 2. ada orang gemuk lebih cenderung melewatkan sarapan daripada mereka yang memiliki berat badan normal, dan hasilnya telah menunjukkan bahwa berapapun berat badan seseorang jika tidak makan pagi akan memiliki kemungkinan lebih tinggi karena diabetes.

Baca Juga: Roy Suryo Pertanyakan Izin Kerumunan Saat Raffi Ahmad Langgar Prokes Bersama Tokoh dan Para Artis

Tidak sedikit orang mengira bahwa, sarapan sangat tidak penting, namun sebenarnya hal ini justru berbalik, sebenarnya orang yang melewatkan sarapan akan selalu kelebihan berat badan atau obesitas dan hal ini bisa menjadi penyebab peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Dalam penelitian lain juga menunjukkan bahwa mereka yang melewatkan sarapan lebih cenderung merokok, kurang berolahraga dan juga banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat. Seperti, Soda dan Alkohol.

Orang yang sering melewatkan sarapan juga dapat memakan lebih banyak total kalori sepanjang harinya. Hal tersebut telah dibuktikan oleh banyak penelitian.

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: Everyday Health


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah