Inilah 5 Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Wanita yang Wajib Diketahui, Kanker Serviks Salah Satunya

- 5 Juni 2021, 22:10 WIB
Inilah 5 Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Wanita yang Wajib Diketahui, Kanker Serviks Salah Satunya
Inilah 5 Gangguan Kesehatan yang Rentan Dialami Wanita yang Wajib Diketahui, Kanker Serviks Salah Satunya /Rinrin Rindawati/Pikiran Rakyat Bekasi/Istockpotho

MANTRA SUKABUMI - Sebetulnya, baik wanita maupun pria rentan terkena gangguan kesehatan.

Meski demikian, ada beberapa gangguan kesehatan yang hanya dialami atau menyerahkan kaum wanita saja.

Oleh karena itu, wajib bagi anda untuk mengetahui beberapa gangguan kesehatan yang rentan dialami wanita, salah satunya kanker serviks.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Baca Juga: Pendukung Papua Barat di Australia Berdemo, Desak Perusahaan Senjata Tak Jual Produknya ke Indonesia

Seperti dilansir mantrasukabumi.com dari PMJ News pada Sabtu, 5 Juni 2021, berikut 4 gangguan kesehatan yang rentan dialami wanita, diantaranya:

1. Kanker serviks

Setiap tahun, ada sekitar tiga ribu perempuan Inggris yang didiagnosa mengidap kanker serviks. Dari angka tersebut, jumlah terbanyak adalah dari rentang usia 35 tahun ke bawah. Karena itu, Glass menyarankan perempuan untuk sadar melakukan deteksi dini.

Idealnya, perempuan berusia 25 sampai 49 tahun perlu melakukan pemeriksaan pap smear setiap tiga tahun sekali agar gejala kanker serviks bisa segera ditangani

2. Kanker payudara

Kanker payudara paling sering terjadi pada perempuan. Dalam stadium tertentu, beberapa jenis operasi, termasuk pengangkatan payudara, perlu dilakukan.

Ong Kong Wee, dokter ahli bedah payudara di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena mengatakan bahwa jika mastektomi diperlukan, beberapa perempuan dapat memilih untuk menjalani rekonstruksi payudara.

Rekonstruksi untuk mengembalikan simetri payudara dilakukan dengan menggunakan jaringan pasien sendiri, seperti otot dari belakang atau perut (disebut flap), atau implan dapat digunakan.

Baca Juga: Selain Obat Stroke dan Diabetes, ini Manfaat Jahe Lainnya untuk Kesehatan

3. Penyakit jantung

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Di Singapura, dibandingkan kanker payudara, membunuh perempuan sekitar enam kali lebih banyak.

Namun, penyakit jantung pada perempuan memiliki gejala yang lebih halus dan kurang dapat dikenali. Di antara gejala-gejala itu adalah sakit perut di bagian atas, pusing, mual, dan kelelahan yang tidak biasa.

Perempuan yang dapat mengenali gejala-gejala tersebut dapat meningkatkan peluang untuk pemulihan dan mendapat penanganan medis tepat waktu.

Dr Chan Wan Xian, ahli jantung di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena di Singapura mengatakan bahwa wanita lebih mungkin mengalami serangan jantung pada usia yang lebih tua, rata-rata 10 tahun lebih lama dibandingkan pria.

Biasanya, ini terjadi setelah menopause karena kadar estrogen yang lebih rendah menjadi faktor risiko tinggi untuk serangan jantung. Tetapi, tidak hanya perempuan pascamenopause yang mungkin menderita serangan jantung.

Baca Juga: Doa Usir Jin yang Diajarkan Malaikat Jibril pada Nabi Muhammad SAW dalam Bahasa Arab Latin dan Artinya

4. Hamil di usia 35 tahun ke atas

Kesuburan terus menurun dengan bertambahnya usia, terutama bagi perempuan. Kemungkinan seorang perempuan memiliki anak, turun 20 persen per bulan, ketika seorang perempuan berada di penghujung usia 20-an dan menjadi delapan persen di usia akhir 30-an.

Diagnosis dini dan pengobatan infertilitas sangat penting dalam membantu pasien dalam perjalanan mereka menjadi orang tua. Perempuan yang tidak dapat hamil setelah enam bulan mencoba untuk hamil atau yang mungkin berisiko mengalami gangguan ginekologi harus berkonsultasi dengan spesialis kesuburan.

Beberapa gangguan termasuk riwayat amenorea (tidak ada menstruasi), oligomenorea (jarang menstruasi) dan dismenore (mengalami nyeri saat menstruasi).

Infertilitas dapat diobati, tetapi metode pengobatan tergantung pada penyebabnya. Kelly Loi, dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Rumah Sakit Mount Elizabeth, juga mengatakan dalam kasus kista, fibroid, dan saluran tuba yang tersumbat, pembedahan dengan teknik laparoskopi dapat membantu meningkatkan peluang hamil.

"Untuk masalah yang berkaitan dengan ovulasi abnormal, obat kesuburan atau suntikan dapat membantu memungkinkan ovulasi terjadi dengan cara yang lebih mudah diprediksi,” ujar Loi.***

Editor: Emis Suhendi

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah