Pendukung Papua Barat di Australia Berdemo, Desak Perusahaan Senjata Tak Jual Produknya ke Indonesia

- 5 Juni 2021, 20:14 WIB
Pendukung Papua Barat di Australia Berdemo, Desak Perusahaan Senjata Tak Jual Produknya ke Indonesia
Pendukung Papua Barat di Australia Berdemo, Desak Perusahaan Senjata Tak Jual Produknya ke Indonesia /mantrasukabumi.com/Pasific Beat/Liam Fox

MANTRA SUKABUMI - Belum lama ini, telah terjadi aksi demonstrasi di Brisbane, Australia yang menyuarakan polemik Papua Barat dan Indonesia.

Demo yang dilakukan oleh para pendukung Papua Barat tersebut, mendesak perusahaan senjata terbesar di dunia untuk hentikan penjualan produknya ke Indonesia.

Aksi demonstrasi ini diketahui dilakukan atas dasar tindakan pasukan keamanan Indonesia, di wilayah Papua Barat yang diperebutkan.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Baca Juga: Denny Darko Sebut Covid akan jadi Endemi dan Semua Orang Kena pada Waktunya

Dikutip mantrasukabumi.com dari ABC News, seperti diketahui operasi militer besar saat ini sedang berlangsung di provinsi paling timur Indonesia.

Operasi ini dipicu oleh pembunuhan seorang pejabat senior intelijen Indonesia oleh Tentara Pembebasan Papua Barat.

Saat ini Tentara Pembebasan Papua Barat yang lebih dikenal sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB), telah dicap sebagai organisasi teroris.

Pengungsi Papua Barat, George Dimara, termasuk di antara kerumunan pengunjuk rasa yang menyuarakan desakan mereka di acara Land Forces Expo.

Acara Land Forces Expo merupakan ajang pameran persenjataan yang digelar di di Pusat Konvensi dan Pameran Brisbane, pada 1 hingga 3 Juni 2021 kemarin.

Kepada media setempat, George berkata dirinya melarikan diri dari Papua Barat pada 1984 setelah tindakan yang dilakukan otoritas Indonesia.

Baca Juga: Cara Mengusir Setan yang Ada di Atas Kasur, Penyebab Tidur Tidak Nyenyak dan Nyaman

Dia mengatakan 'tangan' perusahaan yang mendapat untung dari penjualan senjata dan amunisi ke Indonesia, ikut 'berlumuran darah'.

"Uang ini dari darah, dari air mata, dari pengorbanan dan penderitaan rakyat Papua Barat," katanya.

Tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) ini tiba di Australia pada 29 Oktober 2000, setelah belasan tahun hidup di pengungsian di Papua Nugini.

Jason McLeod dari gerakan 'Make West Papua Safe' menegaskan, menekan produsen senjata secara langsung bisa lebih efektif dibanding melibatkan politisi Australia.

"Kami sudah sekitar 50 tahun di negara ini di mana fokus utama kami adalah pada politisi dan politisi semakin berpihak pada pemerintah Indonesia," katanya.

Baca Juga: Muannas Alaidid Heran Roy Suryo Laporkan Eko Kuntadhi ke Polisi Soal Panci: Itu Konten Candaan

"Apa yang Anda lihat di sini di Disrupt Land Forces adalah perubahan arah penargetan operator komersial dan meningkatkan biaya ekonomi dan politik dari operator komersial," tambahnya.

Kelompok 'Disrupt Land Forces' menyatakan mereka berhasil masuk ke arena pameran melalui pintu samping yang tak dikunci.

Polisi membubarkan para aktivis ini, namun 17 orang di antaranya langsung ditangkap untuk diproses hukum lebih lanjut.***

Editor: Emis Suhendi

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x