Ibu Hamil Perlu Tau, Bahayanya Tahan Kencing Saat Hamil, Beginilah Solusinya

- 24 Oktober 2020, 14:10 WIB
Seorang ibu yang sedang hamil tua
Seorang ibu yang sedang hamil tua /kartika mahayadnya/halodoc.com

MANTRA SUKABUMI - Saat hamil tubuh mengalami perubahan yang signifikan, tak secara tampilan luar tapi organ tubuh juga beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Maka tidak heran bila ibu hamil merasa lebih sering mengalami buang air kecil selama masa kehamilan. Hal ini dikarenakan hormon kehamilan merangsang ginjal untuk mengembang, benda dapat menghasilkan lebih banyak urine, sehingga membantu tubuh membuang kotoran lebih cepat.

Pada trimester pertama sering buang air kecil dianggap sebagai salah satu tanda kehamilan. Selama perubahan hormon yang meningkat produksi urine rahim juga dapat berkembang dan menekan kehamilan, bahkan ketika bayi masih berbentuk janin.

Baca Juga: Waspada Terhadap 8 Tanaman Ini yang Mungkin Sering Anda Makan dan Nikmati! Salah Satunya Tomat

Baca Juga: Indonesia Tercatat Jadi Tukang Stempel Halal, Wapres : Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia

Ibu hamil memiliki risiko yang lebih besar terkena infeksi saluran kemih. Sehingga, sebaiknya ibu hamil tidak menahan buang air kecil. Memiliki kebiasaan menahan keinginan buang air kecil akan meningkatkan risiko infeksi pada saluran kemih. Selain hormon HCG, pembesaran ukuran rahim akan memberikan penekanan pada kandung kemih pada ibu hamil.

Pada saat ibu hamil buang air kecil, tekanan pada rahim menyebabkan urine masih tersisa dalam kandung kemih. Oleh karena itu Kondisi ini yang terkadang menjadikan area kandung kemih menjadi tempat bakteri untuk berkembang. Sehingga, ketika ibu menahan buang air kecil dan tidak segera mengosongkan kandung kemih, maka akan membuat bakteri semakin lama bertahan di area kandung kemih. Hal ini dapat membuat ibu semakin berpotensi terkena infeksi saluran kemih.

Bila ibu hamil menahan kencing dapat berdampak buruk bagi kandungan,lalu bagaimana cara mengatasinya?

Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari www.halodoc.com pada 24 Oktober 2020, berikut adalah cara mengatasinya.

1.Konsumsi Makanan Sehat

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x