Jadilah Orang Cerdas yang Mampu Mempersiapkan Dirinya untuk Hadapi Kematian, Simak Penjelasannya

25 Desember 2020, 08:50 WIB
Ilustrasi pria yang cerdas //pixabay

MANTRA SUKABUMI – Di dunia ini setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Namun, kematian masih menjadi rahasia dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya. 

Manusia hanya tinggal menunggu kapan, di mana, dan bagaimana akan mati, jadi, alangkah lebih baiknya manusia mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian.

Dalam hal ini, kita bisa mempersiapkan diri untuk melakukan amal kebaikan selama hidupnya untuk bekal kehidupan setelah mati sedangkan, orang yang senatiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian termasuk orang cerdas, namun, sebaliknya orang yang tenggelam dalam mencari perkara dunia, bahwa orang tersebut merupakan orang yang lemah. 

Baca Juga: ShopeePay Hadirkan Super Online Deals untuk Sambut Momen Akhir Tahun di Era New Normal Jadi Bermakna

Baca Juga: Sangat Jelas, Penjelasan Habib Ali Al-Jufri Mengenai Hukum Ucapkan Selamat Natal

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, yaitu sebagai berikut:

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ  

Artinya: “Orang cerdas adalah orang yang rendah diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, dan orang lemah adalah orang yang mengikutkan dirinya pada hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah,” (HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya).

Menurut hadits di atas, bahwa orang yang cerdas itu orang yang rendah hati dan senantiasa selalu beramal kebaikan untuk mempersiapkan kehidupan setelah kematian.

Maka dari itu, hendaklah kita senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Adapun untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian yaitu sebagai berikut.

Sebagaimana mantrasukabumi.com rangkum dari berbagai sumber mengenai tips mempersiapkan diri kita menghadapi kematian yaitu sebagai berikut:

Baca Juga: Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Memulai Bisnis Budidaya Ikan Cupang agar Dapat Untung Jutaan

1. Senantiasa mengerjakan amal saleh

Beramal saleh yaitu salah satu syarat bagi setiap hambanya yang ingin bertemu dengan Allah SWT di surga, maka hendaklah untuk mengerjakan amal saleh ini serta jangan menyekutukan Allah SWT.

Dijelaskan dalam Alquran surah Al-Kahfi ayat 110, yaitu sebagai berikut:

فَمَنْ كانَ يَرْجُوا لِقاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبادَةِ رَبِّهِ أَحَداً 

Artinya: “Barang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal shalih dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap Tuhannya dengan suatu apapun.” (QS al-Kahfi: 110)

Dalam ayat di atas, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan amal saleh yaitu segala perbuatan yang baik yang tidak ada tujuan untuk sombong dan riya, dengan sesuai tuntutan agama.

Dalam hal ini al-imam al-Baghawi dalam tafsirnya, amal saleh merupakan amal yang di dalamnya terdapat empat perkara yang saling berkaitan secara erat yaitu Ilmu, niat, kesabaran dan ikhlas.

Baca Juga: Mantan Jubir KPK Beri Jawaban Menohok kepada Jubir Presiden hingga Minta Lihat KBBI

2. Senantiasa Melaksanakan Sholat Fardhu secara berjamaah

Sholat merupaka perintah Allah SWT yang hukumnya wajib dan jangan sampai ditinggalkan namun apabila meninggalkan satu waktu saja akan Allah SWT balas dengan yang pedih.

Maka dari itu janganlah meninggalkan sholat apalagi melaksanakan sholat dengan berjamaah karena dengan melaksanakan sholat berjamaah memiliki pahala yang banyak, sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat bukhari:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي جَمَاعَةٍ تَزِيدُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلَاتِهِ فِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً وَذَلِكَ بِأَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ وَأَتَى الْمَسْجِدَ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ وَلَا يَنْهَزُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلَّا رُفِعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ مَا كَانَتْ الصَّلَاةُ هِيَ تَحْبِسُهُ وَالْمَلَائِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي صَلَّى فِيهِ وَيَقُولُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ أَوْ يُحْدِثْ فِيهِ

Artinya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pahala shalat seseorang dengan berjamaah melebihi pahala shalatnya di rumah dan di pasar sebanyak dua puluh lima derajat. Hal tersebut, karena apabila seseorang di antara kalian berwudlu, lalu memperbagus wudlunya, kemudian pergi ke masjid semata mata karena untuk mengerjakan shalat, dan kesempatan itu hanya dipergunakan untuk shalat, maka orang tersebut tidak melangkahkan satu langkah, kecuali setiap langkahnya itu diangkat baginya satu derajat, dan dihapus darinya satu dosa, sampai dia masuk ke dalam masjid. Apabila dia telah masuk masjid, maka dia dihitung dalam keadaan shalat selama tertahan karena shalat (tidak keluar dari masjid karena menunggu shalat), dan para malaikat akan bershalawat (memohonkan rahmat dan ampunan) kepada seseorang di antara kalian, selama dia tetap berada di tempat dia mengerjakan shalatnya, mereka (para malaikat) berdoa; Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia dan terimalah taubatnya. Para malaikat itu berdoa demikian selama orang itu tidak mengganggu orang lain di tempat itu atau berhadats." 

Baca Juga: Waspada, Tidur Gunakan Kipas Angin Dapat Sebabkan Penyakit Bahaya Ini

3. Selalu bertaubat 

Di dunia ini tidak ada manusia yang terlepas dari perbuatan kesalahan dan dosa, baik itu yang berhubungan dengan Allah SWT atau berbuat kesalahan dan dosa dengan sesama manusia lainnya. 

Maka dalam hal ini kita harus senantiasa selalu bertaubat, karena dalam hidup dan mati masih menjadi rahasia yang maha kuasa, alangkah baiknya setiap kali melakukan kesalahan atau perbuatan dosa hendaklah segera bertaubat agar terhindar dari akhir hayat dengan keburukan.

Sebagaimana dijelaskan dalam kitab syarah Sullam al-Taufiq Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, yaitu sebagai berikut:

تَجِبُ التَّوْبَةُ مِنَ الذُّنُوْبِ فَوْرًا عَلَى كُلِّ مُكَلَّفٍ وَهِيَ النَّدْمُ وَالْإِقْلَاعُ وَالْعَزْمُ عَلَى أَنْ لَا يَعُوْدَ إِلَيْهَا وَالْاِسْتِغْفَارُ وَإِنْ كَانَ الذَّنْبُ تَرْكَ فَرْضٍ قَضَاهُ أَوْ تَبِعَةً لِآدَمِيٍّ قَضَاهُ أَوِ اسْتَرْضَاهُ. 

Baca Juga: Jauhi dari Sekarang! 10 Dosa Besar Ini Penyebab Rezeki Anda Terhambat

Artinya:“Wajib bagi setiap Mukallaf segera bertobat dari dosa, yaitu dengan menyesal, melepaskan diri dari dosa, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar. Bila dosanya berupa meninggalkan ibadah fardlu, maka wajib mengqadlainya, bila berupa hak adami, maka wajib menunaikannya atau meminta kerelaannya.” 

Maka dalam hal ini selalu memperbaiki hidup untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian, agar ketika kita meninggal kita telah membawa amal yang banyak, karena telah melaksanakan kebaikan.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler