Pantas Saja Pahala Puasa Syawal Sama seperti Berpuasa Setahun, Simak Penjelasannya

12 Mei 2021, 15:25 WIB
Ilustrasi puasa Syawal. /Unsplash.com/ Artur Aldyrkhanov

MANTRA SUKABUMI - Bulan Ramadhan akan segera pergi meninggalkan kita dan digantikan oleh bulan Syawal, umat muslim dianjurkan untuk melakukan puasa Syawal. 

Umat muslim akan segera merayakan kemenangan di Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Agar ibadah semakin sempurna, puasa syawal dilakukan selama enam hari setelah tanggal 1 Syawal. 

Rasulullah SAW menyebutkan, bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian disambung dengan puasa syawal, maka pahalanya seperti orang yang berpuasa selama setahun.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Sebut Rachland Nashidik Diperlakukan Biadab oleh Buzzer Jokowi, Ade Armando: Siapa yang Selingkuh?

Dilansir mantrasukabumi.com dari NU Online pada Rabu, 12 Mei 2021 berikut beberapa hadist yang menjelaskan pahala puasa syawal.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعُهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR. Muslim).  

Hadits tersebut dapat dipahami penjelasannya secara utuh dengan menggabungkan beberapa riwayat yang lain. 

Dalam hadits riwayat al-Nasa’i disebutkan bahwa pahala berpuasa Ramadhan sebanding dengan berpuasa selama sepuluh bulan, dengan hitungan per hari pahalanya sebanding dengan 10 berpuasa.

Hal ini sebagaimana rumus yang lazim diketahui dalam hadits Nabi bahwa pahala satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali. 

Sedangkan puasa enam hari Syawal pahalanya sebanding dengan 60 hari (dua bulan). Dengan demikian, gabungan puasa Ramadhan dan enam hari Syawal pahalanya genap satu tahun, yaitu 10 bulan ditambah dua bulan.

Baca Juga: Cara Sholat Berjamaah Idul Fitri di Rumah, Boleh Tidak Khutbah

Baca Juga: 7 Amalan Sunnah di Hari Raya Idul Fitri, Mandi Besar hingga Pulang Lewati Jalan Berbeda

Adapun Syekh Khatib al-Syarbini menjelaskan: وَرَوَى النَّسَائِيُّ خَبَرَ «صِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بِشَهْرَيْنِ، فَذَلِكَ صِيَامُ السَّنَةِ» أَيْ كَصِيَامِهَا فَرْضًا، وَإِلَّا فَلَا يَخْتَصُّ ذَلِكَ بِرَمَضَانَ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ؛ لِأَنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا.

“Imam al-Nasa’i meriwayatkan hadits; pahala puasa bulan Ramadhan sebanding dengan berpuasa sepuluh bulan, pahala berpuasa enam hari Syawal sebanding dengan berpuasa dua bulan, maka yang demikian itu adalah puasa satu tahun. Maksudnya seperti berpuasa wajib selama setahun, sebab jika tidak demikian maka tidak terkhusus dengan Ramadhan dan enam hari Syawal, sebab satu kebaikan dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat” (Syekh Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, juz 2, hal. 184). 

Dalam referensi yang lain disebutkan: قال أصحابنا وهذا صحيح في الحساب؛ لأن الحسنة بعشر أمثالها، وصوم شهر رمضان يقوم مقام ثلاثمائة يوم، وهو عشرة أشهر، فإذا صام ستة أيام بعده قامت مقام ستين يوماً، وذلك شهران، وذلك كله عدد أيام السنة.   

“Para pengikut kami berkata; yang demikian ini benar dalam hitungan matematika. Sebab satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali. Puasa Ramadhan sebanding dengan berpuasa selama 300 hari (sepuluh bulan). Maka bila seseorang berpuasa enam hari setelahnya, sebanding dengan berpuasa 60 hari (dua bulan). Demikian ini adalah hitungan hari selama setahun” (Syekh al-‘Umrani, al-Bayan fi Madzhab al-Imam al-Syafi’i, juz 3, hal. 548). ***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler