Gus Baha Sebut Israel-Palestina Tidak akan Damai Sampai Kiamat Pun, Ternyata ini yang Menjadi Alasannya

15 Mei 2021, 20:10 WIB
Pendakwah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menceritakan tentang pentingnya menyambut malam Lailatul Qadar 2021 dengan persiapan. /Tangkapan layar YouTube @Najwa Shihab

 

MANTRA SUKABUMI - Konflik Israel dan Palestina terus berlanjut seakan tak ada henti-hentinya, baru-baru ini Masjid Al-Aqsa yang menjadi kebanggaan umat Islam terus diserang habis-habisan oleh tentara Israel.

Apa yang menjadi pemicu konflik antara Palestina dan Israel seolah tiada ujung pangkalnya, perdamaian dan penyelesaian konflik terus dilakukan yang melibatkan berbagai pihak termasuk PBB.

KH Bahauddin Nursalim mengungkap bahwa perdamaian antara Palestina dan Israel adalah hal yang sangat sulit.

Baca Juga: Ada Diskon hingga 90% Plus Voucher, Belanja Termurah di Shopee Murah Lebay

Baca Juga: Ramai Video PM Israel Benjamin Netanyahu akan Membunuh Muslim dengan Vaksin, Cek Fatanya

Gus Baha menyebut, masing masing menganggap Yerusalem adalah miliknya. Itu karena kitab suci masing masing, baik Yahudi dan Islam sudah menuliskan itu.

KH Bahauddin yang juga dikenal dengan panggilan Gus Baha, dalam suatu pengajian kitab bersama para santri, menjelaskan tentang sejarah Yerusalem serta keterkaitannya dengan konflik di Palestina-Israel yang sampai saat ini belum ada perdamaian.

“Pada zaman Nabi Muhammad, di Kota Madinah yang dahulu bernama Yasrib, ada komunitas Yahudi dari Bani ‘Aus dan Khazraj.

Komunitas Yahudi tersebut mempunyai kitab suci. Ciri utama kitab suci biasanya membicarakan sesuatu yang akan datang, termasuk membicarakan calon nabi akhir zaman dari dinasti Ismaily, yakni generasi Nabi Ismail yang secara geografis harus Mekkah.

Baca Juga: Update Pertempuran Israel dan Palestina, Pangkalan Udara dan Iron Dome Israel Rusak Kena Roket Al-Qassam

Kenapa harus Mekkah? Karena Nabi Ibrahim dan Siti Hajar hidup di Mekkah, sehingga bangsa Arab rata-rata generasi Ismail.

Kalau yang di Palestina, yaitu Yahuda Cs, yang akhirnya sekarang jadi kelompok Yahudi Zionis, itu juga keturunan Nabi Ibrahim, tapi garis keturunan Nabi Ya’qub,” ungkap Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com, dari situs iqra.id., Sabtu, 15 Mei 2021.

Kata dia, nama lengkap Yahuda lebih tepatnya Yahuda bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Gus Baha juga menyebut bagaimana Al-Qur’an menyebut kelompok Yahuda tersebut: ma miw-warai ishaq wa ya’qub (وَمِن وَرَآءِ إِسْحَٰقَ يَعْقُوبَ).

Baca Juga: Pengamat Internasional: Roket Hamas Menggila, Israel Mulai Khawatir Stok Iron Dome Menipis

“Mulane nasab Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Yusuf terkenalnya dengan Al-Karim ibnu Karim Ibnu Karim ibnu Karim.

Yusuf ini yang saudara seayah dengan Yahuda Cs yang melahirkan Ariel Sharon Cs itu adalah dinasti Yahudi. Hanya Yusuf dan Bunyamin yang jadi Muslim. Hanya Yahuda Cs yang sekarang menjadi bangsa Yahudi.

Makanya, menurut sejarah Palestina dan Yerusalem, bagi orang Yahudi secara legitimasi agama memang bumi Yahudi, makanya orang-orang Arab kalau disuruh mengusir orang Yahudi dari Palestina itu tidak begitu mau,” ungkapnya lagi.

“Dalam sejarah Islam, Palestina memiliki Nabi Ibrahim melalui anaknya bernama Nabi Ishaq, lalu melahirkan Nabi Ya’qub, lalu melahirkan Yahuda Cs.

Baca Juga: Semakin Panas, 160 Pesawat Jet Israel Jatuhkan 450 Rudal Gempur Terowongan Gaza Palestina

Akhirnya sampai sekarang menjadi masalah agama, selain juga menjadi masalah politik zaman perpecahan pada tahun 1964-1966. Sebetulnya sejak dulu sudah masalah agama. Keyakinan orang Yahudi, Palestina itu bumi yang dijanjikan Allah milik mereka. Atas nama kitab suci, mereka mati-matian mempertahankan Israel yang sekarang ini,” ulas Gus Baha.

Sementara, Masyarakat Palestina secara sejarah lebih dikenal dengan kelompok Kana’an. Sedangkan kelompok Kanaan ini dikenal sebagai orang yang sudah lebih dahulu menduduki Palestina.

“Masalahnya, apakah bangsa Kanaan sudah ada sebelum bangsa Yahudi, atau bangsa Yahudi datang terlebih dahulu sebelum kelompok Kana’an?

Makanya, sampai kiamat PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) tidak bisa mendamaikan yang di Palestina dan Israel, karena itu sudah sama-sama keyakinan kitab suci.

Baca Juga: Viral, Diminta Putar Balik, Penumpang ini Malah Ngamuk ke Petugas, Netizen: Tampilan Agamis, Sukanya Caci Maki

Orang Yahudi yang hidup di Irlandia, Inggris dan Amerika itu orang kaya-kaya, tapi lebih senang hidup di bumi suci karena itu keyakinan agama, padahal tidak pernah damai,” ungkapnya.

Gus Baha pun mengungkapkan bahwa PBB pernah menawarkan agar Palestina menjadi kota bersama, kota Internasional. Namun tidak ada artinya, jika masing masing tidak memiliki Yerusalem.

Orang Islam (di Palestina), kata dia mempunyai keyakinan Baitul Maqdis di Yerusalem. “Apa artinya merdeka tanpa Yerusalem.”

“Seharusnya selain Yerusalem kalau mau di caplok-caplok tidak apa-apa, misalnya jalur Gaza. Tapi, yang jadi masalah kan Yerusalem.

Baca Juga: Bacaan Doa dan Tata Cara Qunut Nazilah untuk Keselamatan Palestina

Keyakinan orang Islam, Nabi Muhammad pernah shalat sebelum Mi’raj di Yerusalem. Keyakinan orang Yahudi, Yerusalem itu punya kakek-kakek mereka.

Orang Islam dan orang Yahudi itu misanan. Makanya, orang kalau sama misanan (saudara se-kakek/se-nenek) mesti geting (tidak suka) dan tidak cocok. Itu sudah sunnatullah. Paham nggeh?” pungkasnya.***

 

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler