Kisah Abu Qilabah Sahabat yang Ahli Bersyukur

30 Juli 2020, 06:00 WIB
ILUSTRASI padang pasir.* /Pixabay/jpeter2/

MANTRA SUKABUMI - Dari kisah Abu Qilabah ini kita bisa belajar bagaimana mensyukuri apapun yang kita miliki dan tetap bersabar dengan apa yang menimpa kita.

Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab ats-Tsiqat, kisah ini diriwayatkan dari Abdullah bin Muhammad, ia mengatakan:

"Suatu hari, aku pernah berada di daerah perbatasan, wilayah Arish di negeri Mesir. Aku melihat sebuah kemah kecil, yang dari kemahnya menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang sangat miskin. Lalu aku pun mendatangi kemah tersebut, kemudian aku melihat seorang laki-laki dengan kondisi sedang berbaring dengan tangan dan kakinya buntung, telinganya sulit mendengar, matanya buta, dan tidak ada yang tersisa selain lisannya yang berbicara. Dari lisannya orang itu mengucapkan, “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku. Dan Engkau sangat muliakan aku dari ciptaan-Mu yang lain.”

Baca Juga: Dampak Corona, Pertama Kali Dalam Sejarah Saudi, Larang Umat Islam dari Luar Negeri Untuk Berhaji

Kemudian aku pun menemuinya, dan berkata kepada orang itu, “Wahai saudaraku, nikmat Allah mana yang engkau syukuri?” Lalu dia menjawab “Wahai saudara, diamlah. Demi Allah, seandainya Allah datangkan lautan, niscaya laut tersebut akan menenggelamkanku atau gunung api yang pasti aku akan terbakar atau dijatuhkan langit kepadaku yang pasti akan meremukkanku. Aku tidak akan mengatakan apapun kecuali rasa syukur.”

Aku kembali bertanya, “Bersyukur atas apa?” Laki-laki pemilik kemah itu menjawab lagi, “Tidakkah engkau melihat Dia telah menganugerahkan aku lisan yang senantiasa berdzikir dan bersyukur. Di samping itu, aku juga memiliki anak yang waktu sholat ia selalu menuntunku untuk ke masjid dan ia pula yang menyuapiku. Namun sejak tiga hari ini dia tidak pulang kemari. Bisakah engkau tolong carikan dia?”

Aku pun menyanggupinya dan pergi untuk mencari anaknya. Setelah beberapa saat mencari, aku mendapati jenazah yang sedang dikelilingi oleh singa. Ternyata anaknya laki-laki itu sudah dimakan oleh singa.

Baca Juga: Doa Ketika Menyembelih Hewan Qurban Beserta Latin, Terjemah dan Maknanya

Aku pun bingung bagaimana caraku untuk mengatakannya. Aku pun kembali dan berkata kepadanya, “Wahai saudaraku, sudahkah engkau mendengar kisah tentang Nabi Ayub?” Laki-laki itu menjawab,“Iya, aku tahu.” Lalu aku bertanya lagi, “Sesungguhnya Allah telah memberinya cobaan dalam urusan hartanya. ”Bagaimana Nabi Ayub menghadapinya?” Ia menjawab, “Ia menghadapinya dengan sabar.” Aku kembali bertanya, “Wahai saudaraku, Allah telah menguji Ayub dengan kefakiran. Bagaimana keadaannya?” Ia menjawab, “Ia bersabar.” Aku kembali bertanya, “Ia pun diuji dengan tewasnya semua anak-anaknya, bagaimana keadaannya?” Ia menjawab, “Ia tetap bersabar.”
Aku kembali bertanya, “Ia juga diuji dengan penyakit di badannya, bagaimana keadaannya?” Ia menjawab dan bailk bertanya, “Ia tetap bersabar. Sekarang katakan padaku di mana anakku?”

Kemudian aku berkata, “Sesungguhnya putramu telah aku temukan dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas, semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau” Kemudian ia mengatakan, “Alhamdulillah, Allah tidak meninggalkan keturunan bagiku yang bermaksiat kepada Allah sehingga ia diazab di neraka.”

Kemudian ia menarik napas panjang lalu meninggal dunia.

Baca Juga: Ujung Kasus Narkoba Catherine Wilson, Akhirnya Direhabilitasi

Aku pun membaringkannya di tanganku, kemudian aku tutupi dengan jubahku dan beberapa saat kemudian lewat empat orang laki-laki mengendarai kuda.

Mereka bertanya, “Siapa dia?” Lalu aku menjawab, “aku juga tidak mengenalnya, dia dalam keadaan memprihatinkan,” Kemudian mereka meminta untuk membuka penutup wajahnya, mungkin mereka mengenalnya.

Namun setelah terbuka, mereka tersentak, lalu mencium dan menangisinya, dan berkata, “Subhanallah, wajah yang senantiasa bersujud kepada Allah. Mata yang selalu menunduk atas apa yang diharamkan Allah. Tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur”. Aku pun bertanya, “Kalian kenal orang ini?”

Baca Juga: Sempat Heboh Video Baju China di Laundry, Polisi Tangkap Pemuda ini Penyebar Hoaks

Mereka menjawab, “Engkau tidak mengenalnya?” Aku menjawab “tidak”. Lantas mereka berkata, “Ini adalah Abu Qilabah, sahabat dari Ibnu Abbas. Dia pernah dimintai oleh khalifah untuk menjadi seorang hakim. Namun, ia menolak jabatan tersebut.” dan pergi ke wilayah Mesir hingga wafat dalam keadaan seperti ini.

Kemudian Abdullah bin Muhammad bersama empat laki-laki tadi pun memandikan, mengkafani, dan mensholatkannya, sebelum akhirnya memakamkan beliau. Wallahu a’lam.**

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler