Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah, Rahmat Allah Tidak Terbatas pada Hambanya

- 17 Februari 2021, 21:20 WIB
Jangan Berputus Asa Dari Rahmat Allah, Rahmat Allah Tidak Terbatas Pada Hambanya./
Jangan Berputus Asa Dari Rahmat Allah, Rahmat Allah Tidak Terbatas Pada Hambanya./ /Pixabay

Syekh Ibnu Atha'illah dalam mutiara hikmah pertamanya berkata:

مِنْ عَلاَ مَةِ اْلاِعْـتِــمَادِ عَلَى الْعَمَلِ، نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُـودِ الزّ َلَلِ

"Setengah dari tanda-tanda seorang hamba yang senantiasa bersandar amalnya, adalah berkurangnya " الرجاء" (rasa pengharapan atas rahmat Allah) ketika ia tergelincir pada perbuatan yang salah".

Kata "الإعتماد" memiliki arti bersandar atau bergantung atas sesuatu, dan kata "العمل" memiliki arti perbuatan atau pekerjaan.

Maksud dari kata "الإعتماد على العمل" ialah seorang hamba tidak boleh bersandar atau bergantung kepada selain Allah, dalam setiap amal perbuatannya, hanya Allah sajalah tempat sandarannya.

Baca Juga: Siap Usahakan Penyaluran BLT BSU Ketenagakerjaan Gelombang 2, Begini Alasan Menaker Ida Fauziyah

Kata "الر جاء" adalah istilah khusus dalam terminologi agama, yang bermakna pengharapan kepada Allah tiada henti. Syeikh Ibnu Atha'illah menjelaskan:

Ketika seseorang berbuat salah, dan melakukan dosa, ia harus memiliki sifat Ar-raja dan jangan berpaling dari pengabdian-nya kepada Allah, teruslah berharap atas karunianya, dan lebih meningkatkan kedekatan dirinya kepada Allah.

Kata "وجود الزلل", artinya segala wujud yang akan hancur, atau fana, diartikan sebagai kesalahan, karena manusia cenderung mengikuti hawa nafsu dan syahwat, seseorang yang cenderung mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya, maka ia akan terjerumus kepada Kehancuran.

Nafsu dan syahwat Itu semua adalah "وجود الزلل" yaitu wujud yang akan musnah, jika seorang hamba memiliki sifat "الخوف" yaitu rasa takut yang mendalam kepada Allah.

Halaman:

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah