lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah?
Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui” (Q.S. Ali ‘Imrân: 135).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Pintu-pintu ampunan Allah sangatlah luas dan banyak, tidak terbatas pada ibadah haji.
Haji yang mabrur memang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh ibadah shalat dan puasa.
yaitu menghapus dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil, berbeda dengan shalat dan puasa yang menghapus dosa-dosa kecil saja.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ أمُّهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Maknanya: “Barangsiapa berhaji, lalu tidak merusak hajinya dengan bersetubuh dan tidak melakukan dosa-dosa besar, maka ia keluar (bersih) dari dosa-dosanya seperti saat dilahirkan oleh ibunya” (HR al-Bukhâri).
Walaupun demikian, tingkatan shalat lima waktu dalam agama lebih tinggi dari kedudukan ibadah haji.
Akan tetapi, sekali lagi, pintu ampunan Allah sangatlah banyak, tidak terbatas pada haji.
Kepada saudara-saudara kita yang batal berangkat haji tahun ini, kita katakan kepada mereka bahwa pintu ampunan Allah sangat banyak dan jalan untuk menempuh kebaikan juga bermacam-macam.
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: