Begini Cara Khidmah dan Belajar Santri di hadapan Kyai Menurut Gus Baha

- 2 November 2021, 10:50 WIB
Pendakwah Gus Baha berikan penjelasan mengenai cara khidmah dan belajar santri di hadapan kyai yang baik dan benar
Pendakwah Gus Baha berikan penjelasan mengenai cara khidmah dan belajar santri di hadapan kyai yang baik dan benar /Tangkapan layar Instagram/@gusbahaquote//

MANTRA SUKABUMI - Dalam salah satu ceramahnya, pendakwah Gus Baha berikan pandangan mengenai cara khidmah dan belajar santri di hadapan kyainya.

Menurut Gus Baha, seorang santri harus khidmah dan belajar dengan benar, sopan dan santun di hadapan kyai.

Hal ini ia sampaikan lantaran Gus Baha mendengar ungkapan tersebut dari kalangan pesantren di suatu daerah, yang mana ada santri sangat taat kepada kiainya.

Baca Juga: Mantra Sukabumi PRMN Buka Lowongan Kerja Content Creator 2021, Kesempatan Emas bagi yang Hobi Menulis

Gus Baha mengatakan mendapat cerita tersebut langsung dari kiai yang santrinya disebut dalam kisahnya ini.

Gus Baha menyebutkan bahwa dunia ketaatan santri kepada kyai sangat kuat sekali, apalagi di salah satu daerah di Jawa Timur.

“Ada santri itu khidmah (taat membantu) kiainya sunguh-sungguh sekali,” kata Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Sekolah Akhirat pada 1 November 2021.

Masalahnya yaitu khidmah yang dilakukan tersebut terlalu berlebihan, misalnya sampai lupa atau tidak mengaji dan belajar.

Ini yang menyebabkan para kiai pernah mendapat teguran, namun sebenarnya santri-santri tersebut sudah selalu diingatkan.

Setiap kali diingatkan itu para santri juga menjawab bahwa lebih memilih untuk khidmah kepada kyainya.

Baca Juga: Gus Baha Anjurkan Bangun Tengah Malam karena Pahalanya Besar hingga Lebih Utama dari Ibadah 60 Tahun

“Di sawah kan enak kan, gayanya memanen cabe atau mengurus tambak, sambil bisa merokok, teriak-teriak,” tutur Gus Baha.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa KH. Maimoen Zuber, gurunda tercintanya tersebut juga mengalami hal yang sama.

KH. Maemoen Zuber ketika menanyakan santri untuk memilih belajar atau khidmah, rata-rata memilih bantu-bantu seperti mengurus tamu.

“Mengurus tamu kan enak, menjamu tamu nanti dapat kelebihan (makanan), jadi anak yang bantu-bantu itu (ternyata) cerdas juga,” jelas Gus Baha.

Singkat cerita, Gus Baha melanjutkan kisahnya bahwa salah satu dari santri yang khidmah tersebut meninggal.

Kiai dari santri tersebut yang juga wali Allah mengantarkan hingga ke pemakaman, saat itulah gurunya itu merasa terganggu.

Baca Juga: Diklaim Dibekali Chipset Terkencang di Dunia, Simak Review HP Xiaomi Mi 11 Ultra

Karena ketika itu santri yang meninggal tersebut ditanya malaikat dan tidak bisa menjawab serta mengharap dibantu oleh kiainya itu.

“Kiainya cuma mengeluh saja, dan akhirnya pulang menyampaikan (kepada yang masih hidup) kalau bodoh itu jangan dibawa sampai mati,” ungkap Gus Baha.

Semenjak saat itulah ada ungkapan di masyarakat yang berbunyi, bodoh itu jangan dibawa sampai mati. ***

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah