Gus Baha Kisahkan Pendiri NU Diminta Rokok Bareng oleh Santrinya Hingga Jelaskan Hukum Rokok

- 10 November 2021, 19:37 WIB
Gus Baha Kisahkan Pendiri NU Diminta Rokok Bareng oleh Santrinya Hingga Jelaskan Hukum Rokok
Gus Baha Kisahkan Pendiri NU Diminta Rokok Bareng oleh Santrinya Hingga Jelaskan Hukum Rokok /Instagram/ @ngajikyai

MANTRA SUKABUMI - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menceritakan kisah pendiri NU dan hukum rokok.

Menurut Gus Baha, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Mbah Wahab Hasbullah ternyata pernah diminta rokok bareng oleh seorang santri.

Gus Baha mengatakan cerita tersebut disampaikan oleh keluarga besar Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur.

Baca Juga: Gus Baha Ceritakan Santri Pernah Minta Join Rokok dengan Mbah Wahab Hasbullah Pendiri NU

Dilansir mantrasukabumi.com dari unggahan akun Instagram @ngajikyai pada 26 Oktober 2021, Gus Baha mengisahkan peristiwa tersebut.

"Dulu Mbah Wahab Hasbullah pendiri NU itu kan perokok," ujar Gus Baha mengawali ceritanya.

Gus Baha menceritakan, jika saat itu di pondok-pondok bahkan di masyarakat juga belum ada listrik yang menerangi seperti saat ini.

"Pas malam-malam dulu kan gak ada listrik saat itu, saat itu juga santri sedang kacau-kacaunya," sambung Gus Baha.

Menurut putra Kyai Nursalim Rembang tersebut, pada malam itu Mbah Wahab Hasbullah sengaja jalan-jalan di sekitar pondok.

Saat itulah kata Gus Baha, ada seorang santri yang minta rokok bareng kepada Mbah Wahab Hasbullah.

"Gelap-gelap di Musholla sambil santai merokok. Kemudian ada santrinya yang lewat sambil ngomong, Kang join rokoknya kang," tutur Gus Baha disambut tawa jamaah.

Setelah rokok itu dinikmati santri kata Gus Baha, rokok itu kemudian dikembalikan lagi kepada Mbah Wahab Hasbullah yang kemudian dihisap oleh ulama kharismatik itu.

"Saat dihisap kan nyala, nyala lebih terang, kan kelihatan wajahnya Mbah Wahab, langsung lari si santri," kata Gus Baha membuat jamaah terpingkal.

Salah satu murid kesayangan Mbah Maimoen Zubair itu melanjutkan cerita jika Mbah Wahab Hasbullah santai saja melihat kejadian itu.

"Mbah Wahab ya santai, lho Kang katanya join. Jadinya yang namanya rokok dulu itu joinan," tambah Gus Baha.

Sementara santri saat ini beber Gus Baha, sefakir-fakirnya pasti punya rokok minimal satu batang.

"Dulu nggak, rokok satu dibuat joinan, udah gitu masih bisa guyon kan mewah," terang Gus Baha.

Pada salah satu ceramah lain, Gus Baha mengatakan terkait hukum rokok. Gus Baha menyebut menurut orang yang mengharamkan, rokok itu disebut baulus syaitan atau kencingnya setan.

Sementara menurut orang yang tidak mengharamkan rokok kata Gus Baha, dalil rokok yang dikatakan orang berasal dari air kencing setan itu adalah hadis maudhu’ (hadis palsu).

"Orang yang mengharamkan rokok, rokok itu paulus syaitan (kencingnya setan). Ya nggak tahu kencingnya kapan, " kata Gus Baha.

“Wah ada-ada saja, itu hadis maudhu’ (hadis palsu). Ada setan kok kencing segala," sambung Gus Baha.

Gus Baha juga mengatakan jika kelompok-kelompok yang menghalalkan rokok itu ternyata kyai-kyai top.

"Mbah Mahrus Ali itu ya merokok, orang-orang alim top juga banyak yang merokok, " ungkap Gus Baha.

"Orang-orang alim top, wali papan atas yang tidak senang rokok juga banyak, " tambah Gus Baha.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Konflik Wali yang Suka Kopi dan Wali yang Suka Rokok

Setelah itu, Gus Baha bertanya kepada jamaah mau pilih yang mana.

"Kamu pilih yang mana? " tanya Gus Baha.

Gus Baha juga bercerita jika dahulu terdapat seorang wali yang sangat terkenal namun selalu merokok.

Kemudian wali tersebut diledek oleh salah satu wali yang tidak merokok dengan mengatakan masa ingat Allah pakai asap.

"Kalau orang ingat Allah kan yakin Allah diistilahkan di depannya. Saya tidak bilang di depannya. Diistilahkan di depannya, " tambah Gus Baha.

Sebagaimana orang yang sedang melaksanakan shalat tidak boleh meludah di depan.

Seperti sabda Nabi:

(فإن الله قبل وجهه إذا صلى)

'Fainnallâha qibala wajhihî idzâ shallâ’

Artinya:

"Allah itu di depan ketika orang shalat. Sekarang kamu malah ngebul-ngebully (merokok)".

Lalu kata Gus Baha, wali yang suka merokok itu mendengar jawabannya bahwa Allah itu tidak punya tempat. Jadi, tidak kena asap rokok saya.

"Yang jelas itu rokok pun bisa dipuji dalam konteks yang bisa dipuji. Itu tadi, ada (cerita) orang yang merokok terus, lalu diberitahu, “Kamu kalau merokok terus nanti mati. Karena rokok itu membunuhmu," beber Gus Baha.

"Tapi bagi orang ini, rokok itu sudah mendarah daging. “Kelihatannya kalau saya nggak merokok malah mati. Ini karena rokok baginya sudah mendarah daging," pungkas Gus Baha.***

 

Editor: Abdullah Mu'min


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah