Ayah yang Tak Pernah Meneriaki Anaknya, Gus Baha Ungkap Kisah Nyata Dirinya Bersama KH Nursalim Al Hafidz

- 12 November 2021, 05:55 WIB
Berbicara soal Ayah yang tak pernah meneriaki anaknya, Pendakwah Gus Baha seketika ceritakan sosok ayahnya yaitu KH Bahauddin Nursalim
Berbicara soal Ayah yang tak pernah meneriaki anaknya, Pendakwah Gus Baha seketika ceritakan sosok ayahnya yaitu KH Bahauddin Nursalim /Instagram/ @ulama.nusantara

MANTRA SUKABUMI - Ayahanda Gus Baha KH Bahauddin Nursalim merupakan sosok bapak teladan yang mana tidak pernah meneriaki anaknya.

Kisah nyata tersebut diungkapkan oleh Gus Baha sendiri di depan hadirin, dalam sebuah kesempatan kajian ilmiahnya.

Gus Baha mengisahkan bahwa sejak kecil sudah sangat dihormati oleh ayahandanya KH Bahauddin Nursalim hingga dirinya tumbuh besar.

Baca Juga: Mantra Sukabumi PRMN Buka Lowongan Kerja Content Creator 2021, Kesempatan Emas bagi yang Hobi Menulis

Selain itu Gus Baha juga sudah dianggap alim dan pintar sejak kecil, bahkan hal itu sudah diramalkan oleh kakeknya.

Gus Bahapun menceritakan jika dirinya tidak disekolahkan oleh ayahnya di SMP berbeda dengan kakak-kakaknya yang lain.

"Saya memang tidak tahu rasanya diteriaki oleh bapak," kata Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Kajian Cerdas Official pada 16 Januari 2020.

KH. Nursalim ternyata tidak pernah meneriaki atau memarahi Gus Baha hingga ayahandanya berusia lanjut dan memberi nasehat.

Nasehat yang berupa semacam wasiat bahwa KH. Nursalim pasti akan mati, sedangkan Gus Bahalah yang menyukai Al Qur'an.

Kalau ada program pembelajaran Al Qur'an yang belum selesai, KH. Nursalim yakin bahwa Gus Bahalah yang bisa meneruskannya.

Begitulah orang tua yang seharusnya bisa mewariskan nilai-nilai agama, Gus Baha juga berharap nantinya dapat melanjutkan hal sama kepada anaknya.

Baca Juga: Hari Ayah Nasional 2021, ini Alasan dan Sejarah 12 November Sebagai Father Day di Indonesia

Menurut Gus Baha, agama Islam sebagai pelanjut milah Ibrahim menganggap anak keturunan merupakan aset tauhid.

“Jika ingin selamat dunia akhirat, latihlah (anak) mengikuti milah Ibrahim yang hanif, milah Ibrahim itu menganggap anak itu aset tauhid,” jelas Gus Baha.

Gus Baha sebelumnya juga memberikan nasehat untuk para ayah agar tidak meremehkan anak-anaknya, karena bisa kualat.

Jika orang lain dihormati karena mentauhidkan Allah SWT, kalimat tauhid itu sendiri ada pada anak itu sendiri.

Gus Baha kemudian mengisahkan juga sebelum Nabi Ya’kub meninggal, menanyakan kepada anak-anaknya apa yang akan disembah sepeninggalnya.

Anak-anak Nabi Ya’kub pun menjawab mereka akan tetap beriman seperti tauhid ayahnya dan para nabi sebelumnya.***

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah