Fatwa Gus Baha Tentang Jenazah Orang yang Mati Karena Mabuk Minum Alkohol, Narkoba atau Lainnya

- 21 November 2021, 15:00 WIB
Fatwa Gus Baha Tentang Jenazah Orang yang Mati Karena Mabuk Minum Alkohol, Narkoba atau Lainnya
Fatwa Gus Baha Tentang Jenazah Orang yang Mati Karena Mabuk Minum Alkohol, Narkoba atau Lainnya /Tangkap layar Kanal YouTube/OFFICIAL LP3IA.

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha sampaikan fatwa tentang jenazah orang yang mati karena mabuk minum alkohol, narkoba atau lainnya.

Pernyataan Gus Baha tersebut disampaikan di hadapan para jama’ah pada satu kesempatan kajian ilmiah yang dihadiri banyak peserta.

Sebenarnya Gus Baha sedang menjelaskan tentang kaedah di mana kebenaran tidak boleh ditinggalkan meskipun banyak kebathilan.

Baca Juga: Gus Baha Sebut Poligami Tidak Masuk Akal: Janggal kepada Nabi

Gus Baha mengatakan bahwa dahulu kaum muslimin juga merasa risih ketika melakukan sa’i pada saat beribadah haji atau umrah.

Lalu Gus Baha menyampaikan hal itu disebabkan karena adanya berhala di bukit Sofa dan Marwa, maka Allah SWT menurunkan firmanNya.

Surat Al Baqoroh ayat 158 turun memaklumi adanya berhala di bukit Sofa dan Marwa serta memerintahkan agar tetap sa’i.

“Saya di mana-mana kalau boleh dikatakan fatwa,” kata Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Bangkit TV pada 28 Desember 2019.

“Kalau ada orang mati karena narkoba, mabuk, pil koplo, atau minuman keras oplosan. Itu kita sebagai kiai datang saja,” jelas Gus Baha.

Gus Baha menyampaikan bahwa tidak harus kiai besar yang datang, yang penting salah satunya saja agar tidak menambah daftar bahaya.

Hal berbahaya yang dimaksud Gus Baha yaitu munculnya tradisi yang baru yang tidak dibenarkan dalam pengurusan jenazah tersebut.

Baca Juga: Hukum Percaya Jimat Menurut Syariat Islam, Gus Baha: Hal itu Tidak Syirik

Misalnya ketika tidak ada orang alim atau sholeh yang datang mengurus jenazah tersebut, lalu pihak keluarga memandikan dengan air dicampur bir.

Atau ketika mau dikuburkan jenazah akan diberdirikan dan diberi bir seakan-akan mau diminum, begitulah kira-kira tradisi barunya.

Sehingga menurut Gus Baha, kedatangan kiai yang mengurus jenazah ikut memastikan bahwa tidak ada tradisi baru dalam pengurusan jenazah.

“Meskipun diri kita merasa dongkol, matinya kok karena minuman keras oplosan. Coba kalau mati ketika waktu sujud kan keren,” terang Gus Baha.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa hal ini berlaku pada masalah-masalah fiqih lainnya, seperti pernikahan yang biasanya ada masalah syar’i.

Seperti misalnya bercampur baurnya laki-laki dan perempuan saat resepsi, atau adanya pesta yang mengundang artis dan penyanyi seksi.

Menurut Gus Baha itulah alasan dirinya kadang menghadiri undanan pernikahan yang begitu, dan ternyata ayahandanya KH. Nursalim serta KH. Maimoen Zuberpun tidak berbeda.***

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah