Kisah Mengharukan Penyuluh Agama asal Mataram Urus Jenazah Pasien ODP COVID-19

- 7 Juni 2020, 06:40 WIB
Penyuluh Agama Islam Fungsional Rahmi Kusbandiyah tengah mengurus jenazah pasien ODP Covid-19 (foto: Rahmi K)
Penyuluh Agama Islam Fungsional Rahmi Kusbandiyah tengah mengurus jenazah pasien ODP Covid-19 (foto: Rahmi K) /.*/Kemenag RI

Baca Juga: Indonesia Lakukan Sejak Lama untuk Cegah Corona, WHO Baru Mulai Sarankan Dunia Pakai Masker Kain  

Rahmi menceritakan di masa pandemi Covid-19 ini, dirinya bersama empat penyuluh agama honorer Kota Mataram telah menyiapkan diri untuk melayani masyarakat, salah satunya memberikan kesediaan untuk mengurus jenazah pasien yang terpapar covid-19. “Terutama kami mengurus pasien yang ODP. Karena kalau jenazah berstatus Pasien Dalam Pengawasan, sesuai protokol diurus langsung oleh pihak rumah sakit,” ujar Rahmi. 

Menurut Rahmi, peran penyuluh agama sebagai pendamping masyarakat amatlah penting di tengah pandemi covid-19 ini. Ia sadar kehadirannya di tengah masyarakat akan meringankan beban psikologis masyarakat untuk menghadapi pandemi. 

Di Kota Mataram misalnya, Rahmi menuturkan bahwa masyarakat mulai merasakan ketegangan karena adanya Covid-19 ini di Maret 2020. “Kebetulan kita di Kota Mataram dan NTB secara umum kita mulai sangat-sangat waspada di bulan Maret. Saya sendiri memberikan penyuluhan melalui radio saat pandemi mulai merebak, kita sudah antisipasi sejak bulan Maret. Pertengahan Maret sudah mulai agak tegang, dan sudah ada pasien positif di NTB. Itu masyarakat sudah mulai ketakutan, dan mulai paranoid lah,” kisah Rahmi. 

Baca Juga: Heboh Kulit Dua Dokter Tiongkok Menghitam Usai Jalani Perawatan Virus Corona, Satunya Meninggal

“Di saat itulah kami sebagai penyuluh agama merasa harus hadir untuk melayani masyarakat,” tutur lulusan pascasarjana UIN Mataram ini. 

Ketegangan di Kota Mataran makin terasa kala covid-19 mulai memakan korban. “Jangankan memandikan, mau melayat saja orang mikir-mikir. Sudah suasananya tegang, sepi, ketika ada yang meninggal orang juga takut untuk melayat,” kata Rahmi. 

Maka berbekal ilmu dan keikhlasan, ibu dari tiga anak ini pun terus melakukan tugasnya untuk mengurus jenazah pasien covid-19. “Semua pekerjaan punya risiko, kuncinya adalah luruskan niat. Semata-mata untuk ibadah. Cintai pekerjaan itu, dan happy mengerjakannya. Alhamdulillah saya mencintai pekerjaan saya sebagai penyuluh agama,” tutur Rahmi. 

Baca Juga: Terbaru Daftar Harga Smartphone Realme Juni 2020, Realme X3 SuperZoom Dibandrol Rp 8 Jutaan

Satu Keluarga, Satu Pengurus Jenazah

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah