Teks Khutbah Idul Adha 1443 H Singkat Tema Pesan Kemanusiaan Rasulullah SAW dan Nabi Ibrahim AS

- 7 Juli 2022, 08:40 WIB
Contoh teks khutbah saat melaksanakan ibadah sholat Idul Adha 1443 H dengan tema pesan kemanusiaan Rasulullah SAW dsn Nabi Ibrahim AS
Contoh teks khutbah saat melaksanakan ibadah sholat Idul Adha 1443 H dengan tema pesan kemanusiaan Rasulullah SAW dsn Nabi Ibrahim AS /pixabay.com/@dinar_aulia

Sudah pasti perasaan keduanya hancur karena harus melepas kesayangannya. Perasaan keduanya gundah dan berkeping-keping karena orang yang paling ia sayangi akan mati di tangannya.

Tapi, rupanya cinta Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan istrinya kepada Allah subhanahu wata’ala melebihi segala-galanya. Demi mengikuti perintah Allah, keduanya rela melepaskan orang yang paling dicintai.

Begitu juga, kita tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan suami istri itu ketika meminta izin kepada anaknya yang akan dikorbankan, yakni Isma‘il ‘alaihissalam

Tapi Isma‘il sendiri justru menguatkan tekad ayah dan ibundanya untuk menunaikan perintah Allah subhanahu wata’ala.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ.

“Ketika anak itu memasuki usia dewasa, sudah berkembang, sudah bisa bepergian dan berjalan, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berkata kepada anaknya: Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, peristiwa Nabi Ibrahim yang sangat mendebarkan hati ini, bukan semata-mata arsip sejarah yang perlu dikenang jika dibutuhkan, tapi kisah ini memiliki makna, ‘ibrah atau pelajaran yang perlu diambil dan diperhatikan bagi seluruh umat manusia.

Kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah simbol pengorbanan di dalam beragama. Di antara pelajaran itu, pertama, beriman atau beragama pada dasarnya melawan hawa nafsu atau kesenangan yang ada di dalam diri kita masing-masing.

Setiap manusia cenderung mengikuti keinginan nafsunya, yakni ingin melakukan hal yang enak, menikmati segala kesenangan tanpa batas, merasakan segala keindahan dan yang lainnya tanpa mempedulikan hal tersebut menyakiti, merugikan atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain atau tidak.

Di sinilah agama hadir memberikan seperangkat aturan, yakni mengatur perbuatan ini haram dan perbuatan itu halal, tindakan ini boleh dan tindakan itu tidak boleh, hal ini baik dan hal itu buruk, dan seterusnya.

Halaman:

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah