Hukum Berbuka Puasa dengan Melakukan Jimak sebelum Makan Minum, bagaimana Hukum Puasanya?  

- 14 Maret 2024, 18:09 WIB
Ilustrasi suami istri; Bolehkah hukum berbuka puasa dengan cara melakukan jimak antara suami istri
Ilustrasi suami istri; Bolehkah hukum berbuka puasa dengan cara melakukan jimak antara suami istri /*/Pixabay.com

"Dari Muhammad ibn Sirin, dia berkata "Seringkali Ibnu Umar berbuka puasa dengan melakukan JIMAK"

Disebutkan pula oleh Imam Al Ghazali didalam kitab Ihya' Ulumiddin, juz 2 halaman 29:

إحياء علوم الدين 2/ 29:

وكذلك حكى على ابن عمر رضي الله عنهما وكان من زهاد الصحابة وعلمائهم أنه ‌كان ‌يفطر ‌من ‌الصوم ‌على ‌الجماع ‌قبل ‌الأكل

“Begitupula dikisahkan tentang Ibn Umar yang merupakan sahabat yang paling zuhud serta paling alim di kalangan sahabat nabi, ia (Ibnu Umar) mengawali berbuka puasa dengan JIMAK sebelum makan”.

Melakukan jimak dengan pasangan yang sah merupakan salah satu ibadah yang bernilai sedekah dan bisa membersihkan hati sehingga mudah fokus untuk menjalankan ibadah lain, seperti shalat sunnah tarawih, tadarus, tahajud. Nabi Muhammad bersabda terkait menggauli istri bernilai sedekah:

وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرًا

Artinya: …Hubungan badan salah seorang di antara kalian adalah sedekah. Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala? Beliau menjawab: Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Maka demikian juga jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala. [HR. Muslim 1674]

Al-Nawawi menjelaskan dalam Syarah Sahih Muslim, halaman 1446 menyebutkan:

وَفِي هَذَا دَلِيل عَلَى أَنَّ الْمُبَاحَات تَصِير طَاعَات بِالنِّيَّاتِ الصَّادِقَات ، فَالْجِمَاع يَكُون عِبَادَة إِذَا نَوَى بِهِ قَضَاء حَقّ الزَّوْجَة وَمُعَاشَرَتَهَا بِالْمَعْرُوفِ الَّذِي أَمَرَ اللَّه تَعَالَى بِهِ ، أَوْ طَلَبَ وَلَدٍ صَالِحٍ ، أَوْ إِعْفَافَ نَفْسِهِ أَوْ إِعْفَاف الزَّوْجَة وَمَنْعَهُمَا جَمِيعًا مِنْ النَّظَر إِلَى حَرَام ، أَوْ الْفِكْر فِيهِ ، أَوْ الْهَمّ بِهِ ، أَوْ غَيْر ذَلِكَ مِنْ الْمَقَاصِد الصَّالِحَة

Halaman:

Editor: Abdullah Mu'min


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah