Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Pengamat: Tunggu Partai Prabowo Balas Dendam

26 November 2020, 16:15 WIB
Rocky Gerung (kiri) memberikan tanggapan terkait penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kanan). /Tangkapan Layar YouTube.com/Rocky Gerung Official

MANTRA SUKABUMI - Pengamat politik Rocky Gerung menilai penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan ada balasannya.

Rocky menilai, partai besutan Prabowo Subianto itu akan balas dendam terkait hal ini. Sebab, Partai Gerindra diprediksi dapat mengendalikan kabinet.

Sebelumnya, Edhy Prabowo ditangkap KPK atas dugaan kasus penetapan izin ekspor baby lobster. Edy ditangkap tim KPK di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang saat kembali dari Honolulu, Amerika Serikat.

Baca Juga: Mengejutkan, Buya Yahya Minta Presiden Jokowi Lakukan Ini untuk Habib Rizieq: Kami Yakin Anda Setuju

Baca Juga: Kabar Baik, TNI dan FPI Akhirnya Duduk Bersama Terkait Baliho Habib Rizieq, Ini Hasilnya

Dalam tayangan video YouTube pada kanal Rocky Gerung Official, filsuf ini membuka diskusi bersama Hersubeno Arief menyebut bahwa gelagat penangkapan atas Edhy tersebut sudah terbaca.

"Ini sudah diduga dari awal karena ada yang enggak tuntas. Waktu ekspor benur dibongkar Tempo, kelihatannya pihak KKP berada di atas angin bisa diselesaikan," terangnya.

"Tapi konteks politiknya selalu ada persaingan di dalam soal bisnis kan, karena kalau mulus-mulus saja akan tertunda penangkapannya. Tapi mungkin ada MoU yang belum diselesaikan. Jadi semua orang sekarang berpikir di belakang OTT tersebut ada pesan politiknya," lanjutnya.

Dengan adanya penangkapan itu, Rocky Gerung pun mengajak semua merayakannya dengan makan seafood.

Baca Juga: Mengejutkan, Ferdinand Sebut Ganjar Pranowo Setelah Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap, Ada Apa?

"Tapi saya anggap yaudah lah kita rayakan saja itu dengan pesan seafood hari ini karena ada big fish tertangkap," celetuknya.

Ia menyatakan umpan udang itu bisa menangkap ikan besar.

"Dugaan saya memang dalam dua bulan akan ada amputasi yang lebih besar. Soalnya Gerindra memiliki potensi mengendalikan kabinet karena suaranya banyak. Teramputasi lah menteri di situ."

"Mungkin di belakang ada kalkulasi kalkulasi, Nasdem jelas secara bahasa tubuh sudah beroposisi dengan kekuasaan. Mungkin juga akan menempuh jalan yang sama," ujarnya.

Baca Juga: Rencana Bertemu Habib Rizieq, Ferdinand: Tak Elok Wapres Terkesan Berbeda dengan Pemerintah

Menurutnya, Kepemimpinan Jokowi sangat rentan dengan intrik-intrik di dalam kabinet.

"Itulah yang membuat Orang merasa (Kabinet Jokowi) enggak akan nyampe tahun 2024," ujarnya.

Ia menjelaskan, kalau salah satu tangan kanan Prabowo Subianto diamputasi, maka hal itu mengudang tindakan balas dendam dari Partai Gerindra.

"Itu akan ada revenge dari gerindra terhadap partai lain. Mungkin itu akan diimbangi penangkapan menteri dari partai lain Saya kira itu yang akan terjadi".

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Tiba-tiba Posting Ceramah KH Zainuddin MZ, Ada Apa?

"Enggak mungkin Gerindra diam-diam saja dengan kasus begini. Soalnya Edhy Prabowo memang sudah dipersiapkan oleh Prabowo Subianto untuk ikut dalam kekuasaan," tandasnya.

Terpisah, analis sektor kelautan Abdul Halim menyatakan kebijakan ekspor benih lobster perlu ditata ulang karena diduga terkait dengan penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh KPK.

"Indikasinya mengarah kuat ke kasus ekspor benih bening lobster," kata Abdul Halim dalam laporan Antara, Rabu.

Abdul Halim menyebut penangkapan terhadap Edhy dan sejumlah orang merupakan tragedi yang patut disayangkan.

Baca Juga: Nikita Mirzani Sebut Ingin Masuk Neraka, Buya Yahya: Orang Seperti Ini Sangat Berbahaya

Namun demikian, kata dia, asas praduga tak bersalah mesti dikedepankan, dan KPK harus membongkar kasus hukum tersebut setransparan mungkin.

"Pihak yang bersalah dihukum sesuai aturan yang berlaku, dan bisa menjadi hikmah untuk perbaikan tata kelola lobster dan perikanan secara umum di Indonesia yang harus diorientasikan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, khususnya pembudidaya lobster di dalam negeri," katanya.

Ia mengatakan sejak awal Menteri Edhy sudah diingatkan terkait dengan kontroversi ekspor benih lobster.

Seperti ramai diberitakan, Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap tim dari KPK di usai tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu 25 November 2020 dini hari tadi.

Baca Juga: Kabar Gembira, Gubernur Khofifah Umumkan Mayoritas UMK di Jawa Timur Naik, Berikut Rinciannya

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Galamedia News dengan judul "Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Rocky Gerung: Partai Gerindra Akan Balas Dendam"

Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri menyebut Edhy Prabowo ditangkap bersama istrinya Iis Rosita Dewi. Penangkapan dipimpin langsung oleh penyidik senior KPK, Novel Baswedan.

"Salah satu kasatgas tersebut benar Novel Baswedan," terangnya.

Baca Juga: Kabar Gembira, Kemnaker Cairkan BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 Gelombang 2, Buruan Cek

Ali menyebut bahwa penangkapan Edhy Prabowo terkait kasus korupsi mengenai ekspor benih lobster.

Yang bersangkutan diduga terlibat korupsi dalam penetapan izin ekspor benih lobster," tambahnya lewat keterangan pers.** (Dicky Aditya/Galamedia News)

Editor: Andriana

Sumber: Galamedia News

Tags

Terkini

Terpopuler